Senin 07 Mar 2016 09:55 WIB

Jokowi: Indonesia Berdiri Menantang Penjajahan Israel

 Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) bersama Presiden Joko Widodo saat pertemuan bilateral Indonesia-Palestina di sela KTT Luar Biasa OKI di Balai Sidang Jakarta, Ahad (6/3).
Presiden Palestina Mahmoud Abbas (kiri) bersama Presiden Joko Widodo saat pertemuan bilateral Indonesia-Palestina di sela KTT Luar Biasa OKI di Balai Sidang Jakarta, Ahad (6/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan Indonesia konsisten dalam mendukung kemerdekaan Palestina. Ia mengatakan selama bangsa Palestina belum merdeka, selama itu juga Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel.

"Pada tahun 1962, Bapak Bangsa Indonesia, Presiden Pertama Republik Indonesia, Soekarno, Bung Karno, menegaskan selama kemerdekaan bangsa Palestina belum diserahkan kepada orang-orang Palestina, maka selama itulah bangsa Indonesia berdiri menantang penjajahan Israel'," kata Presiden Jokowi dalam pidato pembukaan KTT OKI di JCC, Jakarta, Senin (7/3).

Jokowi menegaskan bahwa bangsa Indonesia konsisten dengan janji tersebut. Maka pada hari ini kata Presiden Jokowi, Indonesia berdiri bersama dengan negara-negara OKI untuk meneruskan perjuangan yang belum selesai itu.

"Suatu kehormatan bagi rakyat dan Pemerintah Indonesia untuk memenuhi imbauan Saudara kami, Presiden Palestina Mahmoud Abbas, dengan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa dari Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) tentang Palestina dan Al-Quds Al-Sharif," ujarnya.

Presiden Jokowi sekaligus menyampaikan ucapan selamat datang di Indonesia bagi kepala negara/pemerintahan dan delegasi yang hadir.

"Selamat datang di Indonesia. Negeri indah yang mempunyai umat Islam terbesar di dunia, negeri demokratis nomor tiga di dunia, negeri yang segera membuka Konsulat Kehormatan di Palestina," katanya.

(Baca juga: Jokowi: Israel Harus Hentikan Kesewenang-wenangannya Atas Palestina)

Presiden menyatakan bahwa Indonesia dan dunia prihatin dengan memburuknya situasi di Palestina sekarang. Ia mencontohkan kini banyak kebijakan sepihak dan ilegal, serta hukuman kolektif Israel semakin menyulitkan rakyat Palestina. Akses Umat Islam ke Masjid Al-Aqsa di Jerusalem juga dibatasi.

"Rakyat Palestina semakin tidak berdaya. Situasi kemanusiaan di wilayah-wilayah pendudukan semakin memburuk," katanya.

Oleh karena itu, ia menyerukan agar situasi tersebut dihadapi dan dilawan bersama melalui persatuan dan rekonsiliasi di Palestina.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement