Sabtu 27 Feb 2016 06:27 WIB

Mutilasi Anak Kandung, Brigadir Petrus Diduga Idap Skizofrenia

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Bayu Hermawan
Korban mutilasi
Korban mutilasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Polres Melawi, Kalimantan Barat (Kalbar) Brigadir Petrus Bakus yang tega memutilasi dua anak kandungnya sendiri, diduga mengidap skizofrenia.

Kriminolog Universitas Indonesia (UI), Yogo Tri Hendiarto menjelaskan, skizofrenia merupakan gangguan kesehatan jiwa, berupa bisikan-bisikan dan halusinasi.

"Jadi pandangannya (pengidap) berbeda dari yang diharapkan. Nah itu butuh penjelasan dari psikiatris," katanya kepada Republika.co.id, Jumat (26/2).

Ia melanjutkan, skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang banyak penyebabnya, misal traumatik atau keturunan. Skizofrenia tidak mungkin terjadi akibat stres yang tiba-tiba.

"Itu prosesnya jangka panjang untuk alami gangguan kesehatan tadi. Nanti kalau diperiksa oleh dokter jiwa, psikiater, maka ia tak akan dihukum, tapi direhab di RSJ," jelasnya.

Yogo menilai, kasus mutilasi yang dilakukan Brigadir Petrus tidak dapat disamakan dengan sejumlah peristiwa lain, seperti anggota yang menembak atasannya atau polisi bunuh diri. Sehingga, dalam menangani kasus Brigadir Petrus, penyidik harus menelusuri riwayat yang bersangkutan.

(Baca: Ini Kronologi Anggota Polisi Mutilasi Anak Kandungnya)

Seperti diberitakan sebelumnya, anggota Polres Melawi, Brigadir Petrus Bakus, tega memutilasi dua anaknya sendiri, Febian (5) dan Amora (3) di rumahnya. Peristiwa sadis tersebut terjadi pada Kamis (25/2) sekitar pukul 24.00 WIB di Asrama Polres Melawi, Kalimantan Barat.

Kabid Humas Polda Kalbar AKBP Arianto menjelaskan, pelaku juga berusaha membunuh istrinya. Tetapi istrinya terbangun saat suaminya mendatangi dengan membawa parang yang sudah berlumuran darah dengan mengatakan akan membunuh istrinya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement