Kamis 25 Feb 2016 22:24 WIB

Guru Besar Psikolog UI: Saipul Jamil Mungkin Biseksual

Rep: MGROL57/ Red: Djibril Muhammad
Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono (kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi kajian penyusunan buku
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Sarlito Wirawan Sarwono (kiri) saat menjadi pembicara dalam diskusi kajian penyusunan buku "Fikih Terorisme" di MAARIF Institute, Jakarta, Kamis (25/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru Besar Psikologi Universitas Indonesia, Prof. Dr. Sarlito Wirawan menilai pedangdut Saipul Jamil bukan gay dan pedofilia. Sarlito berpendapat penyanyi yang kerap disapa Bang Ipul tersebut memiliki kecenderungan biseksual.

"Kalau gay nggak, mungkin biseksual," ujar Sarlito, kepada Republika.co.id, di sela diskusi terbatas mengenai kajian penyusunan buku 'Fikih Tentang Terorisme,' di Jakarta, Kamis (25/2).

Pendapat Sarlito didukung fakta bahwa sebelumnya Saipul pernah memiliki pasangan wanita, bahkan terikat dalam pernikahan. Lebih jauh tentang kasus pedangdut ini, Sarlito sebenarnya tidak ingin berkomentar banyak sebab belum bertemu langsung dengan Saipul.

Sarlito juga menyanggah dari kasus ini Saipul adalah pedofil. Ia mengatakan indikator pedofilia atau tidak adalah kondisi fisik korban apakah telah memiliki bulu pubis atau belum. Usia tujuh belas tahun, lanjut Sarlito, untuk remaja laki-laki telah memasuki usia akil balig, atau termasuk remaja puber.

Berkaitan dengan orientasi seksual menyimpang, Sarlito menjelaskan, kecenderungan tersebut tidak mungkin muncul tiba-tiba. Preferensi seksual menurut dia sudah ada sejak lahir. Ada tujuh tingkatan homoseksual, tidak mungkin tiba-tiba dari hetero menjadi penyuka sesama jenis. Begitupula dengan kecenderungan biseksual yang berada di tengah-tengah.

"Tidak mungkin hetero nol kalau ke homo (tingkat, red) enam tidak bisa," katanya.

Dia pun mencontohkan preferensi seksual, jika individu yang memang menyukai lawan jenis akan merasa aneh membayangkan berinteraksi intim dengan sesama jenis. Begitu pula yang merasa penyuka sesama jenis, akan jijik membayangkan interaksi intim dengan lawan jenis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement