Rabu 24 Feb 2016 20:21 WIB

Kapolri: Jaringan Narkoba Dunia Kelola Dana Rp 3,5 Triliun

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Nidia Zuraya
Barang bukti narkoba, ilustrasi
Foto: Yudhi Mahatma/Antara
Barang bukti narkoba, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo telah menyatakan bahwa narkoba adalah masalah utama yang tengah dihadapi bangsa Indonesia. Narkoba sendiri telah berhasil memasuki berbagai lini, mulai dari masyarakat biasa hingga ke TNI dan anggota DPR.

Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti mengatakan, perang melawan narkoba memang tidak main-main. Sebab, lawan yang dihadapi memiliki kekuatan besar. Dia menyebut, ada satu jaringan narkoba internasional yang mengelola dana dalam jumlah fantastis senilai Rp 3,5 triliun.

"Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyampaikan kepada kami, ada salah satu sindikat yang sampai mendapat dana Rp 3,5 triliun. Itu cukup besar," ucapnya di Kantor Presiden, Rabu (24/2).

Selain itu, Badrodin melanjutkan, ada sindikat-sindikat besar narkoba lain dari Cina, Thailand dan Afganistan yang memasok barangnya ke Indonesia. Pada 2015 lalu, jumlah narkoba yang masuk ke Indonesia meningkat 13,6 persen dari tahun sebelumnya. Jumlah tersebut belum ditambah dengan narkoba yang diproduksi di pabrik-pabrik kecil di Indonesia.

Untuk mencegah masuknya narkoba dari luar negeri, Kapolri mengatakan bahwa aparat keamanan akan meningkatkan pengawasan di pintu-pintu masuk Indonesia, mulai dari bandara dan pelabuhan resmi, sampai pelabuhan-pelabuhan kecil yang ilegal. Tak hanya itu, dia mengatakan bahwa operasi narkoba di tempat-tempat hiburan malam juga akan diintensifkan.

"Termasuk juga di lapas. Kita tahu di sana masih banyak yang mengendalikan peredaran narkoba dari lapas," kata Badrodin.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement