REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Perburuhan Dodi Mantra mengatakan PHK massal yang terjadi baru-baru ini dapat menjadi momentum bagi buruh.
PHK massal karena perekonomian semakin memburuk dapat dimanfaatkan oleh buruh untuk merebut perusahaan yang memperkerjakan mereka. Dodi mengatakah hal ini pernah terjadi di Eropa.
"Di Prancis sudah pernah ada, jadi uang kompensasi yang harus dibayarkan kepada buruh sebagai uang pesangon, digunakan buruh untuk membeli perusahaan tempat mereka bekerja," jelasnya, Ahad (14/2).
Ia mengatakan strategi ini pernah dilakukan ketika Eropa mengalami kemunduran ekonomi pada tahun 2011-2012 silam. Dengan strategi ini buruh tidak lagi menjadi pekerja tapi pemiliki perusahaan tersebut. Perusahaan yang sudah dibeli tidak harus tetap menjadi perusahaan. Tapi bisa dibuat menjadi koperasi.
"Jumlah koperasi di Eropa pada saat itu naik 24% karena banyak perusahaan yang pailit diubah menjadi koperasi," katanya.
Dodi mengatakan di Indonesia para buruh menyumbang ke serikat buruh satu persen dari gajinya per bulan. Ia mencontohkan bila satu persen gaji buruh Rp 10 ribu dengan total anggota 250 ribu orang maka setiap bulan dapat terkumpul Rp 2.5 miliar.
Ia menambahkan gaji Upah Minimum Regional (UMR) jelas lebih besar. Karena itu uang yang akan terkumpul akan lebih banyak. "Pergerakan buruh juga harus mampu membuka lahan perekonomian bagi buruh," ujarnya.