REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, harus ada penelitian untuk mengevaluasi terjadinya sejumlah kecelakaan pesawat TNI.
"Hemat saya, memang perlu ada satu penelitian kenapa ini (kecelakaan pesawat TNI) terjadi," katanya di kantor Kemenkopolhukam, Jumat (12/1).
Luhut melanjutkan, penelitian tersebut untuk mengevaluasi terjadinya kecelakaan dilihat dari sisi teknis, seperti alutsistanya sendiri dan sisi sumber daya manusianya atau pilot pesawat yang jatuh. Purnawirawan jenderal TNI tersebut berpandangan bahwa sebaik-baik teknologi pesawat tempur pasti memiliki kelemahan.
"Punya Amerika F-15 (jenis pesawat) stealth dia 'crash' juga," ujar Luhut yang merupakan mantan menteri perindustrian dan perdagangan tersebut.
Namun, Luhut mengatakan, tetap mendiskusikan kejadian sejumlah kecelakaan pesawat bersama Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu. "Saya, Menhan, juga 'sharing' beberapa hal yang tidak bisa kami sampaikan ke publik," katanya.
Seperti diketahui, dalam kurun waktu tahun 2015 hingga 2016, sejumlah pesawat milik TNI mengalami kecelakaan. Baru-baru ini, pesawat latih tempur Super Tucano 1308 jatuh di permukiman warga di Malang, Rabu (10/2) lalu.
Sebelumnya, pesawat Golden Eagle yang jatuh di Yogyakarta pada Desember 2015, Hercules C-130 jatuh di Medan pada Juni 2015, dan pesawat tempur F-16 jatuh di Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada April 2015.