Rabu 10 Feb 2016 16:10 WIB

DPR: Investigasi Pesawat Jatuh Harus Jujur dan Terbuka

Rep: Agus Raharjo/ Red: Angga Indrawan
Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2).
Foto: Antara FOTO/Ari Bowo Sucipto
Petugas mengangkut puing-puing pesawat latih tempur Super Tucano yang jatuh di permukiman warga di Jalan LA Sucipto, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi I DPR RI Tubagus Hasanuddin meminta proses investigasi jatuhnya pesawat latih TNI Super Tucano dilakukan secara terbuka dan jujur, meskipun ada beberapa kode etik yang tidak boleh dibuka saat proses investigasi ini. 

Menurutnya, keterbukaan investigasi ini akan menjadi pertimbangan untuk apakah akan melanjutkan pembelian pesawat jenis ini. “Investigasi harus jujur dan terbuka dalam teknis investigasinya,” ujar Tb Hasanuddin di Kompleks Parlemen Senayan, Rabu (10/2).

(Baca juga: JK: Pemerintah akan Cek Jatuhnya Pesawat di Malang)

Menurut Tb Hasanuddin, pesawat latih ini baru selesai mendapat perawatan sebelum dilakukan tes terbang. Seharusnya, kondisinya prima dan laik diterbangkan. Namun, kenyataannya pesawat anyar ini justru jatuh dengan posisi menukik. Jadi, investigasi untuk kecelakaan ini harus dilakukan secara jujur terkait keseluruhan. 

Rencananya, TNI akan mendatangkan pesawat ini sebanyak satu skuadron (16 unit). Namun, insiden ini membuat seluruh pihak harus mengevaluasi lagi soal rencana pembelian pesawat yang diproduksi di Brasil itu. Politikus PDIP ini menambahkan, saat ini jumlah pesawat Super Tucano yang didatangkan TNI sebanyak delapan unit. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement