REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, TNI Angakatan Udara (AU) perlu melakukan evaluasi menyusul jatuhnya pesawat latih berjenis Super Tucano di Kecamatan Blimbing, Malang, Jawa Timur, Rabu (10/2) pagi. Pramono mengatakan, hal pertama yang perlu dievaluasi adalah mengenai proses latihan.
"Perlu dilakukan perbaikan dalam proses latihan kalau memang jatuhnya pesawat tersebut bukan karena adanya kesalahan mesin atau pesawat tersebut tidak dalam kondisi layak pakai," kata Pramono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (10/2).
Selain itu, TNI AU juga perlu mengevaluasi sistem alat utama sistem persenjataan (alutsista). Dia menduga, jatuhnya pesawat karena ada kesalahan teknis atau technical error.
(Baca Juga: KASAU Terbang ke Malang Cek Pesawat TNI Jatuh).
Apalagi, kejadian di Malang ini tidak berselang lama dengan jatuhnya pesawat TNI di Yogyakarta pada pada 20 Desember 2015. "Perlu ada evaluasi terhadap pesawat-pesawat yang digunakan latihan oleh angkatan udara," ujarnya.
Pramono mengatakan, para penerbang, baik itu dalam insiden di Yogyakarta maupun di Malang, kapasitasnya penerbang lulusan AU. Itu artinya, penerbang tersebut adalah seseorang dengan kemampuan, kapasitas, dan kapabilitas yang mencukupi untuk menerbangkan pesawat.