Selasa 09 Feb 2016 15:02 WIB

Harga Buah Lokal Naik Jelang Galungan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Buah-buahan Indonesia
Foto: villarentalbali.com
Buah-buahan Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Umat Hindu Bali akan memperingati Hari Raya Galungan pada 10 Februari 2016. Salah satu komoditas yang mengalami kenaikan harga tajam adalah buah lokal.

Berdasarkan pantauan Republika di Denpasar, harga pisang raja misalnya melonjak paling tajam hingga dua kali lipat. Pisang raja di Pasar Sanglah pada hari biasanya dihargai Rp 1.500-2.000 per biji, dan kini menjadi Rp 2.500-3.000 per biji.

"Harga pisang paling mahal karena buah ini harus ada dalam upacara," kata Sri Dewi, seorang pedagang di Denpasar Selatan kepada Republika, Selasa (9/2).

Di pasar modern, harga pisang raja bahkan bisa mencapai Rp 3.500-4.000 per biji. Sri menambahkan musim penghujan juga ikut mendorong kenaikan harga pisang lokal.

Kebutuhan pisang yang terbilang banyak membuat pengepul pisang harus menambah stok mereka dari luar daerah, khususnya Jawa dan Lombok.

Kenaikan buah di Denpasar, kata Sri sudah terjadi sejak sepekan yang lalu. Pisang-pisang yang diborong pembeli antara lain pisang raja, pisang saba, pisang susu, dan pisang bawean.

Selain pisang, buah lain yang ikut mengalami lonjakan adalah buah naga. Buah yang biasanya dijual Rp 10 ribu per kilogram (kg) ini kini menjadi Rp 13-14 ribu per kg. Harga jeruk kintamani juga naik dari Rp 10 ribu menjadi Rp 15 ribu per kg. Mangga naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 25 ribu per kg.

Pedagang bunga di Pasar Badung, Putu Ayu menambahkan harga bunga untuk kebutuhan upacara juga ikut naik. Bunga-bunga yang biasanya dijual Rp 7-8 ribu per kg melonjak hingga Rp 18 ribu per kg dalam beberapa hari terakhir.

"Kenaikan harga bunga ini sudah biasa terjadi menjelang hari-hari raya besar di Bali," katanya.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar akhir pekan lalu, kata Putu sempat menggelar inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah pasar dan toko buah. Pemerintah daerah memantau jumlah dan stok barang di pasar.

Tingginya permintaan yang tak dibarengi ketersediaan barang yan cukup juga diduga memicu kenaikan harga buah lokal.

Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Badung, I Ketut Karpiana mengatakan kenaikan buah lokal tersebut hanya bersifat sementara.

"Jika permintaan tinggi, harga otomatis ikut naik," katanya.

Karpiana juga menilai kenaikan beberapa jenis buah lokal tersebut tak akan membebani inflasi. Hal ini karena Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) rajin melakukan operasi pasar dan pasar murah. Pemerintah daerah cukup memastikan stok kebutuhan masyarakat tetap terpenuhi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement