REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Menteri Pertahanan Republik Indonesia, Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu menilai program pelatihan bela negara dapat mengantisipasi munculnya paham radikalisme. Sebab, di dalam program tersebut diajarkan konsep empat pilar kebangsaan, di antaranya Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.
Ryamizard mengatakan, mengantisipasi berbagai macam ancaman terhadap bangsa Indonesia, salah satunya dengan program bela negara. Di dalam program bela negara diajarkan banyak hal termasuk pemahaman kebangsaan dan cara mengantisipasi radikalisme.
"Radikalisme harus dilemahkan dulu maka kalau kita bersatu radikalisme jadi lemah tapi kalau kita tidak peduli maka radikalisme jadi kuat," kata Jenderal TNI (Purn) Ryamizard kepada Republika saat berkunjung ke Graha Bela Negara di Kabupaten Garut, Senin (8/2).
Untuk melemahkan paham radikalisme, dikatakan Ryamizard, semua elemen masyarakat harus bersatu. Jika muncul paham radikalisme di tengah masyarakat maka masyarakat segera melaporkannya ke aparat yang berwajib. Selain itu, menurutnya, paham radikalisme sendiri sangat tidak sesuai dengan Pancasila mau pun ajaran agama. Sehingga, pemikiran radikalisme harus benar-benar dibuang. Sebagai contohnya bunuh diri, di dalam ajaran agama pun bunuh diri dilarang. Sebab bunuh diri merupakan dosa besar.
"Dalam ajaran Islam dosa besar kalau bunuh diri apa lagi bunuh diri sampai membunuh orang lain," ujar Jenderal TNI (Purn) Ryamizard.