Kamis 04 Feb 2016 18:08 WIB

Dorong Perekonomian, Mendes Putus Mata Rantai Logistik di Desa

Rep: Qommarria Rostanti/ Red: Taufik Rachman
Marwan Jafar
Foto: Republika/Prayogi
Marwan Jafar

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT), Marwan Jafar akan memotong mata rantai logistik perdagangan di desa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mendorong efektifitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Untuk memotong mata rantai logistik, Kemendes dapat memanfaatkan BUMDes dan koperasi desa sehingga distribusi komoditas dapat dikendalikan oleh masyarakat desa itu sendiri. “Dengan begini, tidak akan ada lagi ketimpangan harga pasar dengan harga yang dijual oleh petani dan masyarakat desa,” ujarnya dalam siaran pers, Kamis (4/2).

Marwan mengatakan roda perekonomian di desa sangat berpengaruh pada stabilitas ekonomi nasional. Kesejahteraan masyarakat desa akan terjamin jika aktifitas ekonomi dapat berjalan dengan baik. Kondisi ekonomi nasional salah satu akarnya juga dari desa. “Kalau kondisi perekonomian di desa menurun, otomatis ekonomi nasional juga tidak stabil karena bahan-bahan pokok kan datangnya juga dari desa, ini juga akan menguntungkan masyarakat di perkotaan,” jelasnya.

Untuk mendorong aktifitas perekonomian desa diperlukan kesediaan infrastruktur memadai. Sebab, infrastruktur adalah hal mendasar yang menjadi penggerak sektor riil. Maka dari itu, Kemendes terus berupaya agar dana desa dapat segera didistribusikan. Dengan begitu, pembangunan infrastruktur penunjang ekonomi masyarakat desa dapat segera terealisasi. Baik itu infrastruktur di bidang transportasi, pertanian, dan kebutuhan desa lainnya. Ini harus disegerakan, agar perekonomian masyarakat desa juga segera berkembang.

Selanjutnya, stabilitas perekonomian desa diyakini mampu meningkatkan daya beli masyarakat. Hal ini adalah instrumen yang dapat menggairahkan kembali perekonomian nasional sehingga roda ekonomi dapat berputar dengan cepat. Marwan ingin perekonomian Indonesia dapat meningkat dengan adanya dana desa ini. Tahun lalu, dana desa sudah mampu menyumbangkan 0,5 persen pertumbuhan ekonomi nasional. “Jadi ini harus kita genjot terus. Ini juga demi kesejahteraan masyarakat kita,” kata Marwan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement