Selasa 19 Jan 2016 17:14 WIB

Wagub Sulteng Berharap Operasi Tinombala Bisa Tangkap Santoso

Rep: Debbie Sutrisno/ Red: Andi Nur Aminah
Personel Brimob berpatroli memburu teroris di Desa Tangkura, Poso Selatan, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3).
Foto: Antara
Personel Brimob berpatroli memburu teroris di Desa Tangkura, Poso Selatan, Sulawesi Tengah, Sabtu (14/3).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Tim gabungan TNI dan Kepolisian telah mengganti Operasi Camar Maleo dengan Operasi Tinombala. Kedua operasi ini dilakukan untuk mengentaskan kelompok teroris pimpinan Santoso yang bermukim di sekitara kota Poso, Sulawesi Tengah (Sulteng).

Dalam operasi Tinombala Wakil Gubernur Sulteng, Sudarto sangat berharap tim gabungan cepat menangkap Santoso bersama jaringannya di Poso. Sehingga kondisi perkotaan di Poso bisa lebih damai.

"Kalau bisa tokohnya (Santoso) ini segera ditangkap. Kalau sudah ditangkap kondisi Poso dan Sulteng bisa lebih baik," ujar Sudarto di sela-sela Rapat Koordinasi di Kantor Kodam VII Wirabuana, Selasa (18/1).

(Baca Juga: Polda Sulteng Identifikasi 38 Teroris di Poso).

‎Menurut Sudarto, efek keberadaan Santoso dan kelompok terorisnya di Poso memang tidak memperlihatkan dampak yang sangat signifikan. Keramaian dan perekonomian di Poso maupun Sulawesi Tengah masih bisa terjaga. 

Meski demikian, Sudarto tidak menghilangkan bahwa efek lain dari keberadaan mereka tetap terasa. Bukan hanya di Poso tapi daerah lain di Sulteng juga daerah yang menjadi kawasan perbatasan.

Sudarto menuturkan dari infomasi yang dia dapat, kelompok Santoso di Poso tidak begitu banyak. Kemungkinan anggotanya tinggal menyisakan 20 hingga 30 orang saja. Namun karena kondisi di pegunanan Kota Poso yang cukup sulit, membuat tim gabungan yang melacak dan mencari keberadaan para teroris ini menjadi lebih sulit

"Kita sangat berharap para operasi kali ini. Sehingga kawasan Poso tidak mencekam dan mengkhawatirkan masyarakat yang ingin berkunjung ke sini," ujarnya.

Sejauh ini, Santoso disebut mendapatkan‎ suplai makanan dan bantuan persenjataan dari pihak luar. Hal ini dibenarkan oleh Sudarto, dia menilai masih banyak masyarakat yang pro akan keberadaan Santoso. 

sehingg mereka rela bersembunyi-sembunyi untuk memberikan sedikit makanan kepada kelompok tersebut. Mengenai persenjataan milik kelompok Santoso, Sudarto menyebut bahwa mereka banyak mendapatkan barann ini dari tempat lain di luar Poso. "Entah lewat jalur mana ini senjata bisa masuk. Sulawesi kan luas," terang Sudarto.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement