REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Provinsi Bali hingga saat ini masih menetapkan status siaga satu menyusul aksi teror di Kawasan Sarinah, Jakarta.
Seluruh pihak, khususnya Polri dan TNI bekerja sama mengantisipasi terjadinya teror serupa, khususnya di Pulau Dewata.
Panglima Kodam IX Udayana, Mayjen TNI M Setyo Sularso mengatakan pihaknya juga membantu mengamankan lokasi, khususnya obyek-obyek wisata yang menjadi pusat keramaian di Pulau Dewata. Sejumlah personel ditempatkan di beberapa titik dengan berkoordinasi langsung dengan Gubernur Bali, I Made Mangku Pastika.
"Kami konsnetrasi di destinasi-destinasi wisata yang memerlukan pengamanan ekstra," kata Setyo di Denpasar, Senin (18/1).
Meski demikian, Setyo tak mengungkapkan jumlah personel yang diturunkan mengingat TNI tetap ingin kegiatan berwisata para wisatawan domestik dan mancengara tetap kondusif. Wisatawan harus tetap merasa aman dan nyaman berkunjung ke Bali tanpa terpengaruh secara psikologis.
"Jumlah personel juga tak bisa kami sampaikan supaya orang-orang yang berniat jahat tersebut tak mendapatkan data," ujarnya.
Pemerintah Provinsi Bali juga mengantisipasi ancaman teror dengan mengaktifkan SMS Center di 08113881875. Masyarakat yang mengetahui indikasi ancaman teror bisa bepartisipasi dengan mengirimkan langsung pesan ke nomor tersebut.
"Bali adalah tujuan wisata dunia dan tentu saja harus kita jaga tetap aman, nyaman, dan kondusif," kata Pastika.
Pengamanan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku. Tempat-tempat yang perlu mendapat perhatian khusus antara lain bandar udara (bandara), hotel, restoran, kafe, dan pusat-pusat keramaian lainnya.