Jumat 15 Jan 2016 04:14 WIB
Teror Bom Sarinah

Pengamat: Pemerintah Jangan Biarkan Kelompok Radikal Berkembang

Kembali Bersiaga. Satuan kepolisian kembali menyisir lokasi Gedung Jaya yang berada dekat lokasi ledakan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1)
Foto: Republika/ Wihdan Hidayat
Kembali Bersiaga. Satuan kepolisian kembali menyisir lokasi Gedung Jaya yang berada dekat lokasi ledakan di kawasan Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat terorisme, R Rakyan Adi Brata, meminta pemerintah agar tidak membiarkan kelompok radikal berkembang, serta mencegah terulangnya peristiwa teror di Tanah Air.

"Pemerintah jangan membiarkan kelompok-kelompok radikal berkembang. Selama ini, pemerintah seakan melakukan pembiaran sehingga terlalu banyak celah bagi kelompok seperti itu melakukan tindakan radikalisme," ujar Rakyan, di Jakarta, Kamis.

Dia menambahkan pelaku pengeboman di kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, merupakan kelompok-kelompok yang mendukung ISIS. Teknik-teknik yang dilakukan oleh para pelaku pengeboman di dekat Mal Sarinah itu sama seperti yang dilakukan oleh kelompok ISIS.

"Karakter pendukung ISIS di Indonesia tidak seperti pendukung di Eropa. Kalau pendukung dari Eropa mereka berangkat ke Suriah, sementara pendukung dari Indonesia tidak harus berangkat dan mereka menyebarkan radikalisme itu ke masyarakat melalui majelis pengajian," tambah dia.

Dia meminta masyarakat untuk tidak terperdaya dalam ajaran radikalisme tersebut.

Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol, Anton Charliyan, mengatakan serangan terorisme tersebut telah direncanakan dengan matang.

"Gerakan teroris ini bukan gerakan agama ataupun gerakan Islam. Kita sudah identifikasi gerakan radikal di Indonesia ini cukup banyak, tapi gerakan bawah tanah tidak seperti LSM yang harus terdaftar, gerakan ini gerakan ideologi dan fisik," kata Anton.

Langkah ke depan selain melakukan penangkapan, pihaknya selalu menekan pengembangan gerakan mereka. Selain itu, kepedulian masyarakat juga sangat diperlukan.

Pihak kepolisian saat ini sedang mendalami kaitan peristiwa pengeboman di Jakarta pada hari ini, dengan jaringan terorisme lainnya.

"Ini bukan kebobolan, ini musibah nasional yang kita komunikasikan terus dengan BIN dan lainnya," terang Anton.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement