Rabu 30 Dec 2015 14:27 WIB

Muhammadiyah: Saatnya Presiden Pilih Menteri yang Profesional

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Indah Wulandari
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Seskab Pramono Anung (kiri) sebelum memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11).
Foto: Antara/Widodo S. Jusuf
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Seskab Pramono Anung (kiri) sebelum memimpin sidang kabinet paripurna di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Senin (23/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir meminta pemerintah memperkuat kabinet dengan figur-figur yang layak. Hal itu sebagai bentuk dorongan penguatan sistem presidensial yang efektif dan efisien.

"Sudah saatnya Presiden melakukan reshuffle kabinet dengan memilih menteri yang benar-benar profesional, loyal, berintegritas tinggi, dan mengutamakan kepentingan negara di atas kepentingan diri dan kroni," ujar Haedar dalam jumpa pers Refleksi Neraca Kehidupan Kebangsaan 2015 dan Agenda 2016 di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jakarta, Rabu (30/12).

Haedar mengatakan, fungsi pemerintahan saat ini kerap rancu antara eksekutif dan legislatif. Ia menilai, legislatif saat ini sangat kuat sedangkan eksekutif justru lemah dalam konteks sistem presidensial.

Menteri-menteri yang tidak loyal dengan Presiden, dinilai juga menambah lemah kekuatan eksekutif.

Haedar menegaskan, imbauan Muhammadiyah tidak ada kaitan dengan kepentingan partai politik mana pun. Ia berharap, jika Presiden jadi melakukan kocok ulang kabinet, maka hendaknya itu merupakan kali terakhir dalam periode pemerintahan ini.

"Kalau boleh saran kami harap ini reshuffle terakhir. Pilihlah menteri yang betul-betul profesional," ujar Haedar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement