Rabu 23 Dec 2015 12:44 WIB

Jokowi Ingin MRT Jadi Solusi Baru Transportasi

Rep: Halimatus Sa'diyah/ Red: Esthi Maharani
 Pintu terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12). (Republika/ Wihdan)
Pintu terowongan Mass Rapid Transit (MRT) di Kawasan Senayan, Jakarta, Kamis (10/12). (Republika/ Wihdan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo kembali mengecek lokasi pembangunan rel bawah tanah untuk proyek Mass Rapid Transit (MRT) di kawasan Senayan, Jakarta Selatan, Rabu (23/12). Presiden menginginkan, model transportasi berbasis rel seperti MRT dapat menjadi solusi baru bagi kota-kota besar di Indonesia.

"Kota-kota besar yang memerlukan transportasi massal tapi ruang di atas tanahnya sudah tidak memungkinkan, mau tidak mau ya bawah tanah. Saya kira semua kota-kota besar di seluruh dunia seperti itu," ujarnya yang didampingi Dirut MRT Jakarta Dono Boestami.

Selain di Jakarta, sambung Jokowi, sejumlah kota besar lain di Indonesia juga sudah memulai pembangunan transportasi massal berbasis rel. Palembang sudah mulai membangun Light Rail Transit (LRT). Selanjutnya, pembangunan kereta juga akan dimulai di Surabaya, Yogyakarta dan Padang.

Saat mengecek progres pembangunan jalur rel bawah tanah MRT, Jokowi mendapati sebuah terowongan raksasa telah terbentuk. Mesin bor raksasa yang telah bekerja selama 93 hari sudah berhasil membuat jalur sepanjang 327 meter. Presiden optimistis, pengeboran jalur bawah tanah MRT dapat selesai pada 2016.

"Saya terus memantau pembangunan MRT, meskipun ini juga menjadi tanggungjawbanya gubernur DKI Jakarta," kata dia.

Pada Oktober 2015 lalu, Presiden telah mengecek pembangunan MRT di lokasi yang sama. Ia ingin memastikan proyek berjalan lancar. Maklum, Jokowi sendiri yang memulai pembangunan MRT pada saat ia masih menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta. Peletakan batu pertama proyek tersebut dilakukan sendiri oleh Jokowi pada 10 Oktober 2013.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement