Rabu 09 Dec 2015 19:16 WIB

Freeport Bawa Indonesia Kembali ke Masa Penjajahan

Freeport
Freeport

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator pusat Front Nasionalisasi Freeport (FNF), Ide Bagus Arief menilai, pemerintah seperti tidak berdaya dengan keinginan PT Freeport Indonesia untuk memperpanjang kontrak karya.

Menurut Ide, Indonesia saat ini tidak jauh berbeda dengan jaman penjajahan, karena tunduk terhadap intervensi modal asing seperti Freeport. "Situasi negara kita sekarang mundur kembali pada masa penjajahan. Terbukti dengan adanya intervensi dari modal asing. Negara kita sekarang sudah sepenuhnya dikolonisasi (oleh Freeport)," kata Ide, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Rabu (8/12).

Eksploitasi emas oleh Freeport di tanah Papua sejak 1967, menurut Ide, hanya memberi segelintir keuntungan saja bagi rakyat Papua, khususnya dan rakyat Indonesia. "Sudah 48 tahun PT Freeport Indonesia merampok harta dan merusak bumi Papua," ujar dia.

"Dari total produksi PT Freeport Indonesia, Indonesia hanya mendapatkan keuntungan dari kepemilikan saham sembilan persen dan royalti sebesar satu persen."

(Baca Juga: Kejakgung Dinilai Bikin Penanganan Kasus Freeport Makin Gaduh)

Ide menilai, pertambangan emas dan tembaga Freeport jelas tidak memberi kontribusi bagi kesejahteraan masyarakat Papua. "Justru Provinsi Papua menjadi provinsi yang miskin dan terbelakang," ucap dia.

Mengenai keberadaan aparat keamanan di tanah Papua, menurut Ide itu hanya untuk melindungi kepentingan Freeport. Bukan melindungi kepentingan rakyat Papua sendiri.

"Militer di sana menjaga beroperasinya tambang emas dan tembaga yang dilakukan Freeport atas tanah Papua," kata dia.

(Baca Juga: Polri Diminta Ikut Selidiki Kasus Perpanjangan Kontrak Freeport)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement