Selasa 24 Nov 2015 14:10 WIB

Mogok Buruh di Kawasan Industri Pulogadung Masih Aman

Seorang buruh berorasi ketika mengikuti aksi mogok di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Seorang buruh berorasi ketika mengikuti aksi mogok di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Unjuk rasa di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa, sampai pukul 13.20 WIB, terpantau berjalan dengan aman. Ribuan buruh dari berbagai organisasi yang telah melakukan mogok sejak pukul 06.00 WIB, sebagai bagian dari unjuk rasa nasional 24-27 November 2015, terlihat berbaris dengan rapi mengikuti perintah kordinator lapangan.

Tidak ada kericuhan atau pun aksi sweeping oleh para buruh. Organisasi-organisasi yang ikut dalam mogok ini seperti Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), ASPEK dan SPSI.

Beberapa dari mereka juga terlihat bercengkrama dengan anggota kepolisian yang berjaga. Dari pantauan Antara ada puluhan personel polisi yang bertugas, berasal dari gabungan beberapa polsek seperti Polsek Cipayung, Polsek Cakung dan Polsek Pasar Rebo.

Selain itu juga ada personel dari Polres Metro Jakarta Timur dan Satuan Polisi Pamong Praja. Para buruh di Pulogadung sendiri akan mengakhiri unjuk rasa nasional hari pertama di sebuah bundaran dalam kawasan industri.

Untuk menuju ke lokasi yang berada di dekat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Cakung Satu tersebut, mereka berjalan kaki diiringi ratusan motor. Di sana, mereka menyampaikan orasi-orasi tuntutan kepada pemerintah.

Diberitakan sebelumnya, Presiden KSPI Said Iqbal mengatakaan, massa buruh akan dipusatkan di kawasan-kawasan industri, selain juga di pelabuhan dan jalan-jalan tol. Tetapi, tetap ada kemungkinan massa akan bergerak ke Istana Kepresidenan dan kantor-kantor gubernur.

Di Jakarta, Pulo Gadung, Sunter, Cakung, Tanjung Priok, adalah beberapa tempat yang menjadi lokasi unjuk rasa. Diperkirakan ada sekitar empat juta buruh akan terlibat dalam aksi nasional ini. Salah satu isu utama yang diserukan para buruh adalah penolakan terhadap Pemerintah (PP) Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement