REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dirjen Perkeretaapian Kemenhub Hermayanto memantau uji coba KRL rute Stasiun Jakarta Kota-Tanjung Priok. Dia menyatakan, program tersebut sempat terkendala akibat adanya masalah sinyal. Alhasil peresmiannya tertinggal dari rute Citayam-Nambo yang lebih dulu dioperasikan.
Hermayanto merasa perlu untuk kembali menghidupkan layanan rute itu demi memberikan opsi transportasi darat kepada masyarakat. Selain itu, dengan dihidupkannya rute itu maka sekaligus langkah pengamanan aset KAI yang lahannya kerap digunakan bagi rumah semi permanen ilegal.
"Kita ingin hidupkan kembali layanan ini untuk transportasi masyarakat. Sempat pula rute ini terkendala pada masalah sinyalnya," ujarnya pada Senin, (23/11).
Pantauan Republika.co.id masih ditemukan masalah sepanjang perjalanan dalam hal pembebasan lahan. Sebab masih terdapat banyak lahan kereta api yang digunakan sebagai tempat tinggal sepi permanen, kandang hewan bahkan lahan parkir mobil.
Terlebih ketika kereta melewati daerah Pademangan Barat Gang buntu RT 9 RW 11 sempat menabrak kandang ayam hingga menyebabkan kereta berhenti. Ada pula bangku yang sengaja diletakan di jalur kereta. Selain itu masih ada tembok yang diperuntukkan bagi pembatas antara warga dan jalur kereta malah dibobol untuk dilewati orang.
Ketika arah balik kembali ke Jakarta Kota pun, kereta sempat tertahan oleh adanya speed boat di dekat jalur Stasiun Ancol. Tak pelak hal itu membuat perjalanan kereta terganggu. Dari kondisi tersebut maka rute yang digunakan ke Tanjung Priok masih terhambat.
Hermanto menyatakan, sejak tahun 2008 sudah diusahakan secara bertahap untuk difungsikan kembali. Apalagi ia mengakui stasiun tersebut tergolong stategis bagi penumpang yang pekerja di pelabuhan supaya bisa naik kereta.
"Jalur Priok ini sempat lama tidak digunakan jadi harus dihidupkan kembali meski penumpang tidak begitu banyak," jelasnya.