REPUBLIKA.CO.ID, BANYUMAS -- Bupati Banyumas Achmad Husein sepakat dengan Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, yang berharap agar Jawa Tengah tidak mendapat pasokan beras impor yang sudah didatangkan pemerintah pusat ke Tanah Air.
''Saya ini kan bawahan gubernur. Kalau atasan bilang A ya saya ikut A. Tidak mungkin bilang B. Atasan-bawahan, bagaimana pun harus seirama,'' katanya, usai melakukan tanam perdana Metode Hazton di Desa Pegalongan Kecamatan Patikraja Kabupaten Banyumas, Kamis (19/11).
Soal kondisi stok beras, Husein mengaku hasil panen tahun ini mengalami surplus. Hal itu berdasarkan laporan yang dia terima dari Dinas Pertanian. ''Pengertian surplus itu, bila hasil produksi dibanding dengan kebutuhan penduduknya, maka hasil produksinya masih berlebih. Karena itu, beras hasil petani Banyumas cukup banyak dikirim atau dijual ke luar daerah,'' katanya.
Dia juga menilai, harga beras di Banyumas masih relatif stabil. Bahkan, dari data inflasi bulan Oktober lalu, sumbangan bahan pangan beras terhadap laju inflasi masih relatif kecil. ''Jadi masyarakat Banyumas tidak perlu khawatir soal ketersediaan beras. Buktinya, harga sejauh ini masih stabil,'' jelasnya.
Kepala Bulog Sub Divre IV Banyumas, Setio Wastono menjelaskan, stok beras yang ada di gudang Bulog Banyumas cukup untuk memenuhi kebutuhan penyaluran raskin di empat wilayah kabupaten eks Karesidenan Banyumas hingga Januari 2016. Namun bila beras premium digunakan untuk penyaluran raskin, maka Bulog bisa menyalurkan raskin hingga Februari 2015.
''Saat ini, stok beras premium yang kami kuasai ada sekitar 8.200 ton. Cukup untuk memenuhi kebutuhan raskin di wilayah eks karesidenan selama satu bulan,'' katanya.