JAKARTA -- Banyak hambatan yang dihadapi oleh para pahlawan lapangan tersebut. Lokasi kebakaran yang sangat jauh dari sumber air merupakan hambatan utama yang dihadapai petugas. Belum lagi akses masuk ke lokasi kebakaran yang sulit ditempuh.
Menurut salah satu tim pemadam kebakaran lahan gambut Sumindar, tidak sembarang truk tangki pembawa air yang dapat masuk ke lokasi kebakaran.
Hanya truk tangki air dengan daya angkut sekitar empat ribu liter air saja yang dapat memasuki area kebakaran. Sementara, air 4.000 liter tersebut cuma dapat digunakan memadamkan api seluas 2-3 meter saja. Dapat dibayangkan butuh berapa tangki air, sebab luas lahan yang terbakar mencapai ribuan hektar.
Di sisi lain, lanjut Sumindar menceritakan, kedalaman tanah gambut yang mencapai enam hingga tujuh meter menyulitkan anak buahnya memadamkan api dengan cepat. Kondisi itu yang membuat pemadaman tidak dapat hanya dilakukan penyiraman satu kali saja.
Belum lagi angin kencang yang bisa sewaktu-waktu datang. Pasalnya, angin yang kencang dapat gambut yang sudah padam dapat kembali memunculkan api.
Tim yang dipimpin Sumindar sekitar 50 orang. Mereka gabungan dari anggota polisi, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan TNI. Mereka secara bergantian minimal dua hari sekali berada di lokasi kebakaran.
“Ada yang standby di posko. Ada juga di area kebakaran. Di sini sampai api padam. Kalau tak padam ya nggak pulang. Pokoknya yang di sini belum pulang, paling kita aplus. Separuh istirahat di kamp-kamp perusahaan, rumah-rumah masyarakat di sekitar area kebakaran,” kata Sumindar dengan wajah tampak kusut.