Ahad 08 Nov 2015 18:11 WIB
Kabut Asap

Nasib Sang Pemadam Api di Lahan Gambut

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Indah Wulandari
Sejumlah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Kediri Raya melakukan penggalangan dana untuk korban kabut asap Riau di Alun-alun Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (8/11).
Foto: ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani
Sejumlah anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Kediri Raya melakukan penggalangan dana untuk korban kabut asap Riau di Alun-alun Kota Kediri, Jawa Timur, Ahad (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Sumatra dan Kalimantan seolah menutupi pelbagai persoalan lain yang dihadapi negeri ini.

Mengapa demikian? berbulan-bulan, kabut asap tak kunjung hilang seiring dengan masih banyaknya titik api yang membakar ribuan hektar lahan gambut.

Presiden Joko Widodo, akhirnya menerima bantuan luar negeri untuk ikut memadamkan api. Setelah sebelumnya enggan menerima tawaran bantuan dari berbagai negara seperti Singapura, Rusia, dan Australia. Walau akhirnya, pesawat pemadam api dari negara lain juga tidak banyak membantu.

Namun, ada hal lain yang kurang menjadi perhatian banyak pihak dalam bencana ini. Bagaimana perjuangan personel di lapangan harus memadamkan api ribuan hektar lahan gambut. Mereka mungkin pantas disebut pahlawan karena dengan sekuat tenaga berjuang memadamkan api.

Secara tidak langsung, nasib kesehatan jutaan penduduk berada di pundak mereka. Sebab, hanya dengan api padam dan diikuti tak adanya asap, warga dapat menghirup udara yang sehat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement