JAKARTA -- Jurnalis Republika.co.id, Rahmat Fajar berkesempatan mengunjungi salah satu lokasi kebakaran lahan di Desa Puding, Kecamatan Kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi, belum lama ini.
Ia menempuh perjalan sekitar empat jam menggunakan mobil dari posko Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Muaro Jambi ke lokasi kebakaran.
Pemandangan ribuan hektar lahan sawit milik perusahaan terbakar. Di situ, sudah ada petugas berusaha memadamkan api.
“Saya lupa sudah berapa bulan, pastinya hampir empat sampai lima bulan ada di sini,” ujar Komandan Lapangan dari Polres Muaro Jambi AKP Sumindar saat bercerita dengan di lokasi kebakaran, akhir Oktober lalu.
Empat bulan tinggal di area lahan terbakar bukan waktu yang pendek. Kalau bukan karena tugas yang harus dilaksanakan dan menyangkut nasib orang banyak, mungkin mereka tak peduli akan api yang melahap ribuan hektar lahan gambut tersebut.
Sumindar mengatakan, tidak mudah memadamkan api di lahan gambut. Memadamkan api di lahan gambut tidak semudah seperti yang disarankan banyak orang. Tanah harus disiram berkali-kali agar api benar-benar padam.
“Bukan kami ingin mengecilkan mereka yang ahli, justru mereka yang mengecilkan kami. Apa ini kok nggak bisa padam, mereka gak ngerti bagaimana memadamkan gambut ini, kesulitan kami di lapangan,” ucapnya.