Kamis 22 Oct 2015 00:10 WIB

Adik Dewie Yasin Limpo Dukung OTT KPK

Ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Dewie Yasin Limpo yang tersegel dengan garis KPK (KPK line) oleh penyidik KPK di Gedung Nusantara I Lantai 16 Nomor 1628, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/10).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ruang kerja anggota DPR dari Fraksi Partai Hanura Dewie Yasin Limpo yang tersegel dengan garis KPK (KPK line) oleh penyidik KPK di Gedung Nusantara I Lantai 16 Nomor 1628, Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/10).

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Mantan Bupati Gowa, Sulawesi Selatan dua periode 2005-2015 Ichsan Yasin Limpo mendukung langkah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Menurutnya, ia mendukung langkah KPK sesuai prosedur.

"Saya selalu mendukung KPK dalam pemberantasan, dan walaupun itu Ibu Dewie yang tertangkap," ujar Ichsan Yasin Limpo ditemui di Markas PMI Sulsel, Makassar, Rabu (21/10).

Dalam kesempatan itu, dirinya menampik beredarnya kabar yang menyatakan dirinya ikut tertangkap dalam OTT KPK. Ichsan Yasin Limpo mengatakan kalau saat kejadian tersebut ia sedang berada di Makassar.

"Saya ada di Makassar dan tidak kemana-mana. Banyak teman yang menelepon saya dari luar Sulsel karena pemberitaan mengenai saya yang katanya ikut diamankan," katanya.

Ichsan juga menyatakan jika semua yang ikut tertangkap dalam operasi tangkap tangan KPK itu tidak ada yang dikenalnya kecuali kakak kandungnya yang dikabarkan telah ditangkap. "Tidak ada, saya tidak kenal mereka semua," singkatnya.

Seperti diwartakan sebelumnya, Dewi Yasin Limpo tertangkap tangan bersama tujuh orang lainnya yang diduga rekanan yang akan mengerjakan mega proyek di Sulsel. Diketahui Dewi merupakan anggota DPR RI di Komisi VII membidangi infrastruktur. Sedangkan di DPP Hanura dia menjabat sebagai salah satu ketua partai.

Informasi dihimpun Dewi tertangkap tangan KPK atas dugaan suap terkait tiga proyek di Sulsel seperti proyek jalan lingkar tengah, lingkar luar, dan jalan layang yang menghubungkan Maros-Bone. Saat ini proyek tersebut masih pembahasan dalam RAPBN 2016. Tiga megaproyek tersebut rencananya akan dimulai 2015 dan dikerjakan selama tiga tahun atau bersifat multiyears.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement