REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Himpunan Masyarakat Untuk Kemanusiaan dan Keadilan (Humanika) mengharapkan Presiden Joko Widodo bisa memenuhi harapan publik saat memasuki tahun kedua masa pemerintahannya.
"Semoga menapaki tahun kedua, pemerintahan Jokowi-JK mampu memenuhi harapan publik," kata Sekretaris Jenderal Humanika Sya'roni dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Selasa (20/10).
Sya'roni mengatakan publik menunggu langkah Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang memenangi Pilpres 2014 lalu hingga membumbungkan harapan publik akan perbaikan yang lebih progresif. "Akan tetapi, setelah melangkah selama 365 hari, terlihat Jokowi belum mampu memenuhi harapan yang sudah terlanjur tinggi tersebut," ujarnya.
Menurutnya, hampir semua sektor kehidupan mengalami degradasi sehingga selama setahun, hampir tidak ada prestasi yang bisa dibanggakan. Hal tersebut juga ditambah terlihatnya kabinet kerja tidak bisa berjalan kompak dan konflik terbuka terus dipertontonkan kepada publik.
Akibatnya, kata dia, publik yang berharap kinerja nyata menjadi bingung menyaksikan para aktor pemerintahan ribut sendiri sehingga perombakan kabinet yang diharapkan mampu menggenjot roda pemerintahan juga menjadi kontraproduktif.
"Tepatnya ada kesalahan dalam penempatan figur dalam jajaran kabinet," katanya.
Memasuki tahun kedua ini, lanjut dia, alangkah baiknya Presiden Joko Widodo mengevaluasi perjalanan selama satu tahun ke belakang karena tantangan yang dialami bukan dari luar, tetapi dari internal pendukungnya sendiri.
"Terkesan sekali ada 'presiden bayangan' yang mencoba berebut kuasa dengan Joko Widodo. Sudah saatnya Jokowi menjadi pemegang kekuasaan tunggal dan siapapun yang mencoba-coba menjadi presiden bayangan harus disingkirkan," ujarnya.