Rabu 07 Oct 2015 07:07 WIB

PHRI: Pembebasan Visa Wisman Belum Tingkatkan Okupansi hotel

Wisatawan mancanegara berkunjung ke Jakarta.
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Wisatawan mancanegara berkunjung ke Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Daerah Istimewa Yogyakarta menilai pembebasan visa wisatawan mancanegara (wisman) hingga saat ini belum memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan jumlah okupansi perhotelan.

"Selain memang masih dalam masa low season, visa yang dibebaskan bagi sejumlah negara belum memengaruhi okupansi," kata Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Istijab M Danunagoro di Yogyakarta, Selasa (6/10).

Ia mengatakan, sejak awal Agustus 2015 hingga saat ini tingkat okupansi hotel bintang maupun non bintang relatif stabil dengan rata-rata berkisar 40-50 persen. Menurut Istijab, dampak dari pembebasan visa bagi 45 negara tersebut masih membutuhkan proses sosialisasi di masing-masing negara sehingga belum dapat dirasakan dalam jangka pendek. "Selain itu juga bergantung inisiatif pemerintah serta pelaku pariwisata untuk meningkatkan promosi," kata dia.

Dia mengatakan, dampak yang paling dominan dirasakan oleh pelaku bisnis perhotelan di Yogyakarta justru masih terkait dengan kembali dibukanya kran kegiatan rapat di hotel bagi pegawai negeri sipil (PNS). Hal itu, disebabkan kegiatan pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran atau 'MICE' yang paling banyak dilakukan oleh instansi pemerintah justru menjadi andalan utama perhotelan di Yogyakarta untuk mendongkrak okupansi. "MICE memang yang hingga saat ini menjadi andalan kami."

Kepala Bidang Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) DIY, Imam Patandi mengatakan guna mendukung peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara ke Yogyakarta promosi wisata minat khusus akan diprioritaskan dalam setiap kunjungan ke negara-negara lain di Asia maupun Eropa.

Seiring dengan upaya tersebut, Dispar juga akan menggarap laman internet yang berisi informasi seputar potensi wisata DIY. "Promosi juga akan kami lakukan dengan memanfaatkan berbagai kunjungan pemerintah luar negeri ke Yogyakarta," kata mantan Kepala Bidang Kerja Sama Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) DIY ini.

Dispar DIY telah menargetkan jumlah kunjungan wiman pada 2015 meningkat 10 persen dibanding 2014 yang mencapai 254.213 orang. Hingga saat ini rata-rata wisman yang melakukan penerbangan langsung ke Yogyakarta hanya 3,33 persen. Selebihnya merupakan wisatawan yang sebelumnya telah mengunjungi Bali dan Jakarta.

"Wisatawan mancanegara yang berangkat dari Jakarta, kemudian melakukan perjalanan ke Yogyakarta mencapai 33,3 persen," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement