Kamis 01 Oct 2015 12:38 WIB

Ini Penderitaan Anjing Sebelum Disajikan Jadi Makanan

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Bayu Hermawan
Tolak Legalisasi Daging Anjing. (dari kiri) Founder Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona, CEO Garda Satwa Indonesia Davina Veronica, Anggota Garda Satwa Indonesia Cyril Raoul Hakim, dan Anggota Garda Satwa Indonesia Guntur Romli menghadiri konferen
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Tolak Legalisasi Daging Anjing. (dari kiri) Founder Animal Defenders Indonesia Doni Herdaru Tona, CEO Garda Satwa Indonesia Davina Veronica, Anggota Garda Satwa Indonesia Cyril Raoul Hakim, dan Anggota Garda Satwa Indonesia Guntur Romli menghadiri konferen

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Founder Animal Defenders Indonesia, Doni Hendaru Tona, meminta pemerintah mengeluarkan larangan mengonsumsi daging anjing. Sebab, hewan itu merasakan penderitaan yang luar biasa sebelum dimasak dan disajikan menjadi makanan.

Doni menjelaskan, anjing-anjing sebelum dikirim ke warung makan yang menyajikan menu anjing, ditangkap dulu, mulutnya diikat, lalu dimasukkan ke dalam karung-karung. Setelah semua anjing masuk karung, lalu ditumpuk-tumpuk di mobil bak.

"Di dalam mobil bak, anjing-anjing itu sepanjang perjalanan disiram dengan air supaya tak kepanasan sebab pemesan ingin anjing-anjing itu dalam keadaan hidup, baru setelah sampai di warung makan, mereka dipukuli kepalanya, disiksa dulu, dibakar, dikuliti, lalu dimasak," katanya, Kamis (1/10).

Betapa anjing-anjing itu merasakan penderitaan yang luar biasa sebelum dimasak dan disajikan jadi makanan. Oleh karena itu, mengonsumsi daging anjing harus dihapuskan dari Indonesia.

"Kita punya hati nurani, kita bisa menyelamatkan anjing-anjing itu dari kekejaman para pencuri anjing dan penjagal anjing. Daging anjing curian tak akan terdeteksi mana yang rabies, mana yang sehat, seharusnya pemerintah memikirkan ini," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement