Sabtu 05 Sep 2015 12:29 WIB
PAN Gabung Pemerintah

PDIP: PAN Dukung Pemerintah karena Godaan Megawati

Rep: Issa Haruma/ Red: Teguh Firmansyah
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membuka acara launching rangkaian kegiatan HUT PAN ke-17 di Kantor DPP PAN Jalan Senopati, Jakarta, Kamis (23/7).
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan membuka acara launching rangkaian kegiatan HUT PAN ke-17 di Kantor DPP PAN Jalan Senopati, Jakarta, Kamis (23/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Masinton Pasaribu mengungkapkan, pindahnya Partai Amanat Nasional (PAN) menjadi pendukung pemerintah disebabkan karena adanya godaan dari Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri. Masinton mengatakan, godaan yang terus diluncurkan oleh Megawati akhirnya membuat PAN luluh dan berpindah haluan.

"PDIP sangat menyambut hangat karena bu Mega terus mengajak dan menggoda, dan ternyata tergoda juga (untuk mendukung pemerintah)," kata Masinton dalam sebuah diskusi di Cikini, Jakarta, Sabtu (5/9).

Anggota Komisi III DPR ini mengatakan, PDI Perjuangan menyambut baik langkah PAN untuk bergabung mendukung pemerintah. Apalagi, alasan dukungan tersebut karena kesamaan cara pandang dalam melihat situasi ekonomi dan kebangsaan yang sedang terpuruk saat ini.

Perpindahan politik itu pun dianggap sebagai bukti dukungan kebangsaan dan kenegaraan para elit politisi PAN yang menginginkan bangsa ini keluar dari keterpurukan. "Semoga partai pendukung pemerintah dapat mengambil langkah politik untuk membawa bangsa ini keluar dari krisis ekonomi dan menyejahterakan rakyat," ujarnya.

Masinton menambahkan, masuknya partai yang diketuai Zulkifli Hasan itu sebagai salah satu bentuk tidak ada lagi kubu-kubu dalam dunia perpolitikan Indonesia. PDIP pun, lanjutnya, tidak menutup pintu bagi partai lain yang ingin bergabung mendukung pemerintah. "Prinsip di PDIP itu asasnya gotong royong, bangsa dibangun tidak bisa sendiri. Tentu dalam hal ini ada beberapa nanti coba dijajaki, bagaimana mendukung pemerintah juga di parlemen," kata Masinton.

"Ini kan membuktikan bahwa memang disebut ada KMP dan KIH itu tinggal nama saja, karena di parlemen itu cair saja sebenarnya, terbukti kita ambil keputusan di DPR tidak ada lagi perbedaan tajam," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement