Jumat 04 Sep 2015 14:46 WIB

Jenderal-Jenderal Polisi Tergusur Akibat tak Pandai Baca Jokowi

Kabareskrim Polri Komjen Budi Waseso.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Kepala Bareskrim Komjen Budi Waseso.

Budi Waseso memang pernah berkata bahwa sebagai prajurit Polri dia siap ditempatkan di mana saja dan dalam jabatan apa pun juga. Tapi Buwas juga pasti merasa kecewa karena akhirnya 'digusur' dari posisi Kepala Bareskrim. Sekalipun jabatan sebagai pimpinan BNN juga penting, pasti jabatan Kepala Bareskrim lebih 'bergengsi' karena bisa menjadi 'batu loncatan' untuk menjadi kapolri, impian setiap prajurit Polri.

Ibarat peribahasa 'nasi sudah menjadi bubur' Budi Waseso harus siap untuk memimpin BNN dan harus 'menyimpan' ambisinya untuk menjadi wakapolri atau bahkan kapolri.

Pemecatan atau pencopotan Budi Waseso ini harus menjadi pelajaran berharga bagi semua jenderal baik di lingkungan Polri maupun Tentara Nasional Indonesia (TNI) bahwa mereka sah-sah saja jika merasa hebat atau pintar tapi mereka juga harus bisa membaca" selera" atau keinginan seorang presiden yang pasti tidak ingin masa jabatannya selama lima tahun 'diganggu' atau 'tersandung' oleh batu- batu kecil seperti kasus Budi Waseso ini.

Jokowi sebagai mantan wali kota Solo dan juga mantan gubernur DKI Jakarta memang mungkin bisa disebut sebagai orang yang tidak terlalu 'dekat' dengan jajaran pimpinan TNI dan Polri. Namun cepat atau lambat, Jokowi akan semakin memahami persoalan di lingkungan ketiga angkatan dan juga Polri dan juga akhirnya dapat memiliki sumber informasi yang terpercaya di TNI dan Polri sehingga jika satu saat harus mengambil keputusan yang penting, maka tidak akan ragu dan tidak salah.

Masyarakat tentu berharap bahwa pemerintahan Jokowi- Jusuf Kalla tidak akan lagi diganggu oleh berbagai persoalan yang"remeh-remeh atau sederhana" karena begitu banyak persoalan mendasar dan penting yang harus dipecahkan oleh Dwi Tunggal ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement