Rabu 05 Aug 2015 00:15 WIB
Muktamar NU

Menag: Pemberitaan Muktamar NU Jangan Berat Sebelah

Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai menemui Pelaksana tugas KPK Taufiequrachman Ruki di kantor KPK,Jakarta, Kamis (25/6).  (Republika/Rakhmawaty La'lang)
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin usai menemui Pelaksana tugas KPK Taufiequrachman Ruki di kantor KPK,Jakarta, Kamis (25/6). (Republika/Rakhmawaty La'lang)

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin berharap media massa mampu memberitakan jalannya Mukatamar Nahdlatul Ulama ke-33 secara seimbang dengan tidak hanya menyoroti isu suksesi kepemimpinan ormas Islam tersebut.

"Kami berharap teman-teman pers jangan berat sebelah dalam menyoroti Muktamar (NU) hanya dengan mengangkat isu-isu suksesi kepemimpinannya saja," kata Lukman di Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Yogyakarta, Selasa (4/8).

Menurut dia, selain mengangkat isu suksesi, media massa juga diharapkan memiliki perhatian khusus terhadap isu-isu penting yang dibahas dalam komisi "bahtsul masail" yang mampu menghasilkan rekomendasi bagi pemerintah.

"Meski itu (isu suksesi kepemimpinan) penting, tapi juga tidak kalah penting adalah terkait isu-isu yang di bahstul masail yang tentu bukan hanya bermanfaat bagi pemerintah, tapi juga masyarakat secara nasional," kata dia.

Sementara itu, Lukman mengatakan, terhadap Muktamar NU yang berlangsung di Jombang, Jawa Timur tersebut, pemerintah berharap banyak agar ormas Islam terbesar tersebut dapat menyumbangkan rumusan bagi pemerintah menghadapi situasi dan kondisi saat ini.

"Kami berharap NU bisa menghasilkan rumusan-rumusan tidak hanya kepemimpinan yang tentu akan baru baik di tingkat Syuriah, maupun Tanfidziah," kata dia.

Selain itu, ia juga berharap agar persoalan suksesi kepemimpinan NU yang diberitakan terdapat polemik dalam mekanisme penentuan ketuanya, dapat segera diselesaikan dengan baik. "Jadi tentu pemerintah mengharapkan muktamar dapat berakhir dengan baik dan tentu menghasilkan sumbangsih yang lebih besar bagi bangsa dan negara kita," kata dia.

Dalam Muktamar NU yang dijadwalkan berakhir hingga 5 Agustus 2015 itu, dibentuk komisi-komisi Bahtsul Masail untuk membahas isu-isu aktual di antaranya mengenai BPJS, hukum eksploitasi lahan secara berlebihan, alih fungsi lahan, asuransi, korupsi serta ihwal pengingkaran janji bagi pemimpin.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement