Sabtu 25 Dec 2021 06:36 WIB

Jaga Kekompakan NU Pasca-Muktamar

NU tidak boleh mengalami situasi terjadinya  ketidakkompakan yang membuat kiprah NU j

Rep: Fauziah Mursid/Rizkyan Adiyudha/ Red: Agus Yulianto
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Wakil Presiden Ma'ruf Amin yang juga Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meminta agar NU terus menjaga kekompakan usai pelaksanaan Muktamar ke-34 NU. Kiai Ma'ruf mengingatkan, hasil Muktamar ke-34 NU ini adalah amanat yang harus disyukuri, karena berjalan dengan damai dan lancar.

"Tadi disebutkan amanat yang harus kita jaga, kita pelihara, NU tidak boleh mengalami situasi terjadinya perpecahan, permusuhan, ketidakkompakan, sehingga membuat kiprah NU menjadi lemah," ujar Kiai Ma'ruf saat menutup secara resmi Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama di Universitas Islam Negeri Raden Intan Bandar Lampung, Jumat (24/12).

Baca Juga

Karena itu, Kiai Ma'ruf berpesan, agar warga Nahdliyin untuk melaksanakan sikap-sikap yang diajarkan para ulama yakni saling mencintai, saling menyayangi, sikap saling membantu), sikap saling menolong). Hal ini kata Kiai Ma'ruf sesuai dengan hadits Nabi Muhammad SAW yang menyebut orang mukmin yang satu dengan mukmin yang lain di dalam saling menyayangi, saling mencintai seperti tubuh yang satu.

"Saling mencintai, menyayangi di antara warga Nahdlatul Ulama juga harus seperti tubuh yang satu. Harus seperti seperti satu bangunan yang satu sama lain saling menopang sehingga menjadi bangunan yang kuat, yang hebat," ujar Wapres.

Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia ini menilai, sikap ini, penting agar Nahdlatul Ulama dapat mewujudkan khittah nahdiyah atau garis-garis perjuangan Nahdlatul ulama, yakni khittah nabawiyah, khittahnya para nabi, khittah islahiyah perbaikan reformasi. Ia mengatakan, NU adalah gerakan organisasi kebaikan.

"Tidak ada yang dikehendaki kecuali illal ishlah perbaikan-perbaikan. Nahdlatul Ulama adalah gerakan ulama dalam memperbaiki umat diniyatan agamanya, maupun kemasyarakatannya," katanya.

"Seluruhnya ini adalah menjadi kiprah perjuangan Nahdlatul Ulama dalam melakukan perbaikan-perbikan keumatan, kebangsaan, dan kenegaraan maupun dalam tataran tingkat global," ujarnya lagi.

Sebelumnya, saat menutup Muktamar ke-34 Nahdlatul Ulama, Wapres mengapreasi dan bersykur pelaksanaan Muktamar bisa berlangsung dengan lancar, baik dan damai."Tidak ada kalimat yang pantas untuk kita ucapkan kecuali alhamdulilah karena muktamar ke 34 NU telah berakhir dengan damai dan tentram, memang banyak yang memperkirakan muktamar akan panas terjadi goncangan, tetapi ternyata muktamar ini dapat landing dengan damai, aman dan baik sekali," ujarnya.

Menurutnya, ini karena NU merupakan organisasi yang berpengalaman dan dikendalikan oleh pilot pilot yang handal sehingga situasi segawat apapun dapat diatasi dengan baik dan akhir yang menyenangkan.

"Alhamdulilah hasil ini bagi pemerintah ini sangat menggembirakan, sangat menyenangkan, karena bagi pemerintah NU dianggap dan dinyatakan sebagai mitra pemerintah yang paling setia dalam membangun bangsa," katanya.

 

 

photo
Ketua Umum PBNU terpilih Yahya Cholil Staquf (kiri) berpelukan dengan mantan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj (kanan) usai pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34 di Universitas Lampung, Lampung, Jumat (24/12/2021). Yahya Cholil Staquf terpilih sebagai Ketua Umum PBNU periode 2021-2026 pada Muktamar NU ke-34 mengalahkan Said Aqil Siradj. - (Antara/Hafidz Mubarak A)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement