Kamis 09 Jul 2015 22:02 WIB

Mantan Prajurit TNI Gabung ISIS, Ini Komentar Panglima TNI

Rep: reja irfa widodo/ Red: M Akbar
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan laporan Kepolisian Australia (AFP) yang dilansir media setempat, setidaknya ada dua pilot asal Indonesia yang bergabung dengan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Bahkan, salah satu pilot tersebut merupakan mantan prajurit TNI.

Panglima TNI, Jenderal TNI Moeldoko, mengakui, pihaknya merasa tidak kecolongan dengan adanya mantan anggota TNI yang bergabung dengan kelompok radikal keagamaan, ISIS. Pasalnya, pilot tersebut menyatakan keluar dan pensiun dari kedinasan TNI, tepatnya dari TNI AL.

''Saya kira tidak (kecolongan), karena dia sudah bukan anggota TNI lagi,'' kata Moeldoko usai menghadiri Acara Buka Puasa Bersama TNI dengan Anak Yatim-Piatu di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis (9/7).

Sebelumnya, dua pilot yang bernama Tommy Hendratno dan Ridwan Agustin dilaporkan telah bergabung bersama ISIS. Tommy diketahui merupakan salah satu mantan prajurit TNI. Hal ini diakui oleh Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI M Zainudin. Menurutnya, Tommy sempat terdaftar sebagai salah satu prajurit TNI AL.

Berdasarkan data personil yang dimiliki TNI AL, Tommy pernah menjalani Pendidikan Penerbang Curug pada 1999. Kemudian mengikuti Pendidikan Calon Perwira dan lulus pada 2002 serta termasuk dalam Angk-XXXI. Setelah itu, mendapatkan kenaikan pangkat sebagai Kapten pada 2010. Pria yang beralamat di Sidoarjo, Jawa Timur, itu akhirnya memutuskan pensiun pada 2010.

''Dia berdinas teakhir di Round 200 Juanda. Setelah pensiun, dia bertugas di PREMI AIR.

Intinya dia, memang bekas personel TNI AL, tapi karena sudah pensiun. Jadi bukan tanggung jawab TNI AL lagi,'' ujar Zainudin.

Terkait upaya preventif yang dilakukan Mabes TNI, Moeldoko menegaskan, dalam setiap kesempatan, Panglima TNI selalu mengingatkan kepada unsur-unsur komando untuk mewaspadai upaya pencucian otak yang dilakukan ISIS, terutama lewat media sosial.

''Jangan sampai ada prajurit TNI yang kena brainwash lewat media sosial yang cukup gencar dilakukan ISIS. Ini sudah kami lakukan sebagai langkah-langkah preventif,'' ujar Panglima TNI.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement