Jumat 19 Jun 2015 18:57 WIB

NasDem Tarik Semua Kadernya dari Pembahasan Dana Aspirasi DPR

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Bayu Hermawan
Sekjen Nasdem Rio Patrice Capella
Foto: REPUBLIKA/Edwin Dwi Putranto
Sekjen Nasdem Rio Patrice Capella

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi Nasdem di DPR RI menolak untuk ambil bagian dalam pembahasan anggarn Usulan Program Pembangunan Daerah Pemilihan (UP2DP).

Anggota Fraksi Nasdem, Patrice Rio Capella mengatakan, partainya memerintahkan agar kader di Parlemen menarik diri dari semua kegiatan pemba-hasan dana aspirasi anggota dewan tersebut.

Sekertaris Jenderal (Sekjen) Nasdem itu menjelaskan, satu anggota fraksinya yang ikut dalam Tim Mekanisme UP2DP dit-arik sebagai tim perumus penyampaian usul UP2DP. Tercatat satu dari 31 anggota tim, adalah anggota fraksi Nasdem.

"Yang di Panja Baleg kan sudah nggak ikut. Yang di tim itu pun kita tarik," katanya di gedung MPR/DPR, RI Jakarta, Jumat (19/6).

Dikatakan Rio penarikan anggota fraksinya dari tim tersebut adalah konsistensi partainya untuk menolak rencana penganggaran Rp 11,2 triliun dalam APBN 2016 untuk kegiatan anggota dewan tersebut.

Ia melanjutkan meskipun uang tersebut tidak dikantongi anggota dewan, akan tetapi mekanisme usulan itu sumir dan tak menjamin bebas dari praktik-praktik kolusi.

Ditanya apakah Nasdem akan mengusulkan agar Tim UP2DP yang diketuai oleh Wakil Ketua DPR, Taufik Kurniawan itu lebih baik dibubarkan, Rio mengatakan jika memang harus sebaiknya dibubarkan saja. Tapi, kata dia hal tersebut akan berb-eda jika disikapi oleh fraksi lain.

"Kalau kita (Nasdem) kan menolak. Ya bubarkan saja (Tim UP-2DP). Tapi yang bagi yang menerima, kan mereka pasti nggak mau," ujar dia.

Selain itu, menurutnya aksi Nasdem dengan menolak serta undur diri dari keanggotaan Tim Mekanisme UP2DP cukup dianggapnya sebagai konsistensi penolakan Rp 20 miliar untuk setiap anggota dewan tersebut.

"Kan ada juga fraksinya menolak tapi anggotanya masih ada di tim itu. Kami tidak," ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement