REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Dinas Kesehatan Banjarnegara telah melakukan uji laboratorium terhadap merica palsu yang ditemukan di sejumlah pasar tradisional di Banjarnegara.
Hasil uji laboratorium tersebut mengungkapkan bahwa merica palsu tersebut terbuat dari bahan tepung amylum atau tepung pati/singkong.
''Bahan merica palsu tersebut bukan terbuat dari bahan yang berbahaya. Bahan tepung yang digunakan hanya bahan tepung amylum atau tepung yang terbuat dari bahan singkong,'' jelas Kepala Dinkes Banjarnegara, Puji Astuti, Selasa (19/6).
Meski demikian dia menyebutkan, uji laboratorium yang dilakukan pihaknya masih sangat terbatas karena laboratorium yang dimiliki Dinkes belum representatif.
''Jadi mungkin saja masih ada bahan-bahan campuran lainnya. Namun dari penelitian laboratorium yang kami miliki, bahan dasar merica palsu tersebut sebagian besar berasal dari tepung amylum,'' jelasnya
Dia mengakui, bila tidak diperhatikan secara cermat, merica palsu yang dioplos dengan merica asli memang tidak akan terlihat perbedaannya. Namn bisa diperhatikan lebih seksama, sebenarnya akan terlihat perbedaannya.
''Bila direndam di air, merica palsu tersebut akan langsung mengembang kemudian hancur bersama air,'' katanya.
Berdasarkan temuan ini, Puji menilai, yang dilakukan pihak pengoplos merica palsu semata-mata hanya untuk mencari keuntungan besar. Namun bahan utama yang digunakan untuk membuat palsu tersebut, dinilai bukan dari bahan yang membahayakan bagi kesehatan.
Kapolres Banjarnegara AKBP Wika Hardianto, mengaku hingga kemarin memeriksa sejumlah saksi dari kalangan pedagang yang diketahui menjual merica palsu tersebut. Antara lain, para pedagang yang berjualan di Pasar Kecamatan Banjarmangu.
''Barang buktinya masih 3 kg merica palsu," ujarnya.
Meski demikian dia juga meluruskan adanya anggapan yang menyebutkan bahwa merica palsu tersebut terbuat dari bahan baku semen. ''Bukan, mericanya bukan dibuat dari semen. Tapi terbuat dari tepung yang sebelumnya mungkin dibuat dari adonan kemudian dikeraskan,'' jelasnya.