Rabu 10 Jun 2015 18:30 WIB

Setelah Merica Oplosan Kini Muncul Kemiri Palsu

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Bayu Hermawan
Kemiri
Foto: indonetwork.co.id
Kemiri

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Setelah masyarakat dibuat resah dengan adanya beras sistesis dan merica oplosan, kini muncul kabar beredarnya kemiri palsu. Hal itu ditemukan sejumlah konsumen dari Pasar Projo Ambarawa, Kabupaten Semarang.

Soal temuan kemiri palsu ini sudah disampaikan kepada Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan setempat. Bahkan instutusi ini sudah menurunkan tim gabungan untuk melakukan pengecekan di lapangan.

"Kita telah menindaklanjuti dengan pengecekan di lapangan, di pasar Projo Ambarawa," ujar Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan, M Natsir, di Ungaran, Rabu (10/6).

Pengecekan dan pengawasan ini, sekaligus untuk memantau keberadaan merica palsu maupun beras plastik yang beredar di tengah- tengah masyarakat Kabupaten Semarang.

Saat ini tim gabungan sudah bergerak melakukan pengecekan. Tak hanya di pasar Projo Ambarawa. Namun juga di sejumlah pasar tradisional yang ada di wilayah Kabupaten Semarang.

Meski sampai dengan hari ini belum ada temuan apapun, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan terus mensosialisasikan kepada masyarakat untuk melapor jika menemukan kejanggalan pada ke-tiga komoditas tersebut.

"Di sejumlah pasar tradisional, kami telah meminta agar masyarakat pro aktif untuk melapor jika menemukan kejanggalan fisik pada beras, merica atau kemiri ini," katanya.

Kecurigaan adanya kemiri palsu ini, sebelumnya diamini oleh Watiningsih (38), pengelola rumah makan Tanto Tanti, di kawasan Bandungan, Kabupaten Semarang. Ia mengakui ada hal yang mencurigakan dengan kemiri yang telah dibelinya dari pasar Projo, Ambarawa.

Sepintas fisik kemiri ini sama dan tak jauh berbeda dengan kemiri asli. Hanya saja saat ditumbuk untuk dijadikan bumbu masakan, kandungan minyak kemiri ini sangat sedikit.

"Sehingga menjadi kenyal seperti halnya jenang atau dodol," ucapnya.

Bahkan setelah dimasak bumbu masakan rica- rica tersebut menggumpal. Makanya iapun membatalkan masakan yang menggunakan kemiri tersebut.

"Saya khawatir, sebab kemiri tersebut tidak seperti lazimnya kemiri yang biasa digunakannya untuk memasak. Termasuk takut jika itu kemiri palsu," tambah Watiningsih.

Menyusul peredaran merica palsu yang diduga kuat mengandung adonan semen, pihak Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Semarang juga terus mengupayakan pengawasan di pasar- pasar tradisional.

Penyidik Balai Besar POM Semarang, Zeta Rina Pujiastuti mengatakan, peredaran merica palsu memang menjadi perhatian Balai Besar POM Semarang.

Meski belum ada permintaan langsung dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah, tim pengawas Balai Besar POM Semarang juga ikut mencermati keberadaan merica palsu ini.

Sejauh ini, laporan temuan merica palsu ini sudah masuk dari Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Sragen serta Kabupaten Pati. Ia juga mengimbau agar masyarakat berani melapor jika menemukan komoditas palsu ini.

"Bukan tidak mungkin, masih ada temuan merica palsu di sejumlah daerah lain di wilayah Provinsi Jawa Tengah," tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement