REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Wakil Gubernur Sumatra Barat Muslim Kasim menyatakan belum ditemukan beras sintetis di wilayah Sumatra Barat (Sumbar). Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumbar, melalui Badan Urusan Logistik (Bulog), Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), dan pihak terkait terus melakukan pengawasan.
"Bulog tetap harus monitoring ke lapangan. Kalau sempat ada beredar di daerah kita, akan rusak juga //image// kita. Padahal kita penghasil beras kualitas bagus,” tutur Muslim di Padang, Sumbar, Rabu (20/5).
Dikatakannya, pedagang beras di Sumbar harus berhati-hati ketika membeli beras untuk dijual. Ia juga mengingatkan kepada masyarakat untuk jeli dalam memilih beras. Menurutnya, bila beras sintetis dikonsumsi, dapat membahayakan kesehatan tubuh, khususnya gangguan hati dan gagal ginjal.
“Plastik itu tidak hancur meskipun sudah dikubur selama puluhan tahun, apalagi kalau dimasukkan ke perut kita sangat bahaya,” kata Muslim.
Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag Sumbar, Zaimar mengatakan, berdasarkan hasil monitoring di lapangan belum ada temuan peredaran beras sintetis di Sumbar.
"Konsumen kita sudah sangat cerdas, jadi saya yakin tidak akan mudah tertipu. Saran saya teliti sebelum membeli, jangan tergiur dengan harga murah," jelasnya.
Zaimar meminta kepada masyarakat untuk menjadi konsumen cerdas. Ia menghimbau, jika ada masyarakat yang menemukan peredaran beras tersebut di Sumbar untuk segera melapor.
"Kami imbau masyarakat untuk melapor kalau menemukan indikasi beras sintetis, yang salah satunya berasnya putih bersih dan tidak berbau layaknya beras, dan harganya pasti murah dibanding beras sejenis,” tutur dia menambahkan.