Selasa 19 May 2015 14:12 WIB

Polres Jaksel Bekuk Dokter Kecantikan Palsu

Rep: C15/ Red: Winda Destiana Putri
Salon kecantikan (ilustrasi)
Foto: hair-salon-windsor.co.uk
Salon kecantikan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KEBAYORAN BARU -- Polisi Resor Jakarta Selatan membekuk seorang perempuan yang berprofesi sebagai dokter kecantikan. Sayangnya, ia selama ini melakukan praktek ilegal dengan berpura pura sebagai dokter kecantikan.

Puluhan perempuan sudah menjadi korban perbuatan JS (34). Perempuan yang menjadi korban ini merupakan perempuan yang kerap melakukan renovasi kecantikan pada bagian tubuhnya. Terkahir, seorang perempuan berinisial A menjadi korban dari praktik illegal ini.

Akibat dari penipuan yang dilakukan JS, A mendapati wajah dan bagian bokongnya mengeras setelah menerima suntikan dari JS. JS dikenal sebagai dokter ahli tanam benang dan suntik silikon.

"JS sudah melakukan profesi gadungannya sejak 2013. Meski yang melapor baru satu tapi korbannya sudah banyak," ujar Kapolres Jakarta Selatan, Kombes Pol Wahyu Hadiningrat di Polres Jakarta Selatan,Selasa (19/5).

Modus yang ia lakukan melalui mulut ke mulut. Tak sedikit pelanggannya yang tahu sepak terjangnya sebagai dokter kecantikan. Ia disebut sebagai ahli tanam benang dan suntik silikon dengan tarif Rp 6 juta per sekali suntik.

Sayangnya, para korban percaya begitu saja saat JS melakukan prakteknya di toilet mall. JS mengaku tak pernah melakukan praktek bedah kecantikannya di ruko atau klinik. Ia biasa menghampiri kliennya di mall untuk melakukan reparasi mukanya.

Dari kasus tersebut, JS tertangkap tangan sedang melakukan praktek illegalnya. Selain melakukan praktek illegal, ternyata puluhan pelanggannya tersebut sudah menjadi korban malpraktik JS.

"Mereka semua korbannya gagal. Banyak dari mereka akhirnya mukanya jadi keras, bernanah bahkan mengalami luka dalam," ujar Wahyu.

JS kerap memasukan obat berupa vitamin E dan bahan silikon ke wajah dan bagian tubuh korbannya. Bahan tersebut ia dapatkan di salah satu toko obat di Jakarta Utara.

Tak hanya melalui mulut ke mulut, ia biasa meyakinkan korbannya dengan kartu nama dan kertas resep yang terbubuhi nama dan gelar dokter palsu. Selain itu, ia kerap memarahi pada korbannya ketika para korban melaporkan keluhannya ke dokter lain.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement