REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dominasi kehadiran ketua umum partai politik pendukung Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dibanding Koalisi Merah Putih (KMP) memunculkan anggapan Demokrat merapat ke KIH. Namun, hal itu dibantah oleh Sekretaris Jenderal PDIP, Hasto Kristiyanto.
Menurutnya, datang atau tidaknya pimpina parpol dalam kongres Demokrat tergantung komunikasi politik yang dilakukan Demokrat ke parpol lain. PDIP maupun parpol pendukung KIH memang diundang oleh Demokrat untuk menghadiri kongres di Surabaya. Kehadiran PDIP di kongres Demokrat atau parpol lain memang tradisi yang sudah dibangun.
"Tradisi itu sudah cair saat Megawati menerima pimpinan Demokrat beberapa waktu lalu," kata Hasto pada Republika, Kamis (14/5).
Hasto menambahkan, jadi kehadiran parpol KIH di Demokrat bukan menunjukkan bahwa Demokrat merapat ke KIH. Bahkan, dalam keputusan kongres Demokrat, imbuh Hasto, ketua umum terpilih, Susilo Bambang Yudoyono (SBY) susah menegaskan sikap dan posisi partai Demokrat di pemerintahan.
"Realitasnya sudah ada di keputusan kongres," tegas Hasto.
Namun, Hasto mengakui di beberapa kesempatan, PDIP terkadang menjalin kerjasama dengan Demokrat. Misalnya, kerjasama politik di parlemen, juga dukungan PDIP pada politik pertahanan dan keamanan Pemerintahan era Presiden SBY yang lalu.
Hasto membantah adanya tudingan bahwa Demokrat dan PDIP sudah menjalin komunikasi. Hal itu terkait niat Demokrat yang ingin berkoalisi dengan PDIP sejak lama. Menurut dia, proses bergabungnya partai politik tidak dapat dilakukan oleh satu pihak, melainkan oleh dua pihak. "Saya belum pernah mendengar itu (komunikasi Demokrat ingin bergabung dengan PDIP)," kata dia.