REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Wakil Menteri Luar Negeri RI AM Fachir mengatakan, pemerintah RI akan melakukan invetigasi penyebab terdamparnya migran Rohingya di lepas pantai Aceh.
"Kami akan menginvestigasi penyebanya dan koordinasi antara Kementerian dan lembaga, mungkin kita akan melibatkan IOM, itu adalah proses yang biasa," ujar Fachir, Senin (11/5).
Polisi Malaysia mengatakan, sebanyak 1.018 warga Rohingya dan Bangladesh tiba di pantai utara Malaysia secara ilegal, Senin (11/5). Kepala polisi pulau Langkawi Jamil Ahmed, mengatakan saat ini mereka ditahan untuk proses selanjutnya.
Lebih lanjut, Jamil mengatakan para imigran asal Rohingnya tersebut tiba menggunakan tiga perahu. Polisi melakukan evakuasi pascadiberi informasi dari nelayan setempat. Evakuasi ini dilakukan sejak Ahad malam.
Tak hanya Malaysia, Indonesia pun menjadi tujuan berlabuh migran dari Myanmar dan Bangladesh tersebut. Sekitar 400 migran diselamatkan ke pantai Barat, Aceh, Indonesia hampir berbarengan dengan kasus di Malaysia.
''Tim pencari dan penyelamat kami menemukan perahu lain yang berpenumpang lebih dari 400 orang di pantai timur Aceh pada Senin pagi,'' kata kepala tim pencari dan penyelamat Aceh Budiawan.
Satu hari sebelumnya, tim Budiawan juga menyelamatkan kapal migran berpenumpang 600 orang. ''Kami waspada dan siap untuk menyelamatkan mereka ketika diperintahkan. Kami percaya akan ada lebih banyak kapal yang tiba,'' tambahnya.
Saat ini sekitar 1.000 migran berada di Aceh dan menerima bantuan makanan juga perawatan medis. Mereka tinggal di tempat penampungan, klinik dan rumah warga lokal di seluruh Aceh.
Salah satu migran yang merupakan Muslim Rohingya Jahangir Hussin mengatakan, penyelundup menelantarkan mereka di laut tanpa bahan bakar. Menurutnya, kapal hendak menuju Malaysia dari Thailand, namun berbelok ke Indonesia karena kehabisan bahan bakar.