REPUBLIKA.CO.ID, CILACAP-- Pengamanan di Pulau Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, ditingkatkan menjelang eksekusi sejumlah terpidana mati kasus narkoba yang akan dilaksanakan setelah Konferensi Asia Afrika (KAA).
Peningkatan pengamanan itu hanya dilakukan di Pulau Nusakambangan sedangkan di Dermaga Wijayapura (tempat penyeberangan menuju Nusakambangan), Cilacap, berlangsung seperti biasa. Pengamanan pulau 'penjara' itu tidak hanya melibatkan petugas lembaga pemasyarakatan dan Kepolisian Resor Cilacap tetapi juga Brigade Mobil (Brimob) Kepolisian Daerah Jawa Tengah dan personel TNI dari berbagai kesatuan.
Saat dihubungi dari Cilacap, Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Provinsi Jawa Tengah Yuspahruddin mengaku telah menerima informasi mengenai rencana pengamanan Nusakambangan yang melibatkan personel TNI/Polri.
"Memang akan ada seperti itu, namun saya belum mengetahui perkembangan lebih lanjut karena saat ini sedang mengikuti pendidikan," katanya.
Sementara itu, Pelaksana Harian Kepala Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jateng Iwan Pramono mengatakan bahwa pengamanan Nusakambangan dilakukan setiap hari karena banyak isu yang bersifat nasional.
"Kalau memang nanti ada eksekusi, itu wewenang dari Kejaksaan Agung. Yang penting teman-teman di sana (Nusakambangan, red.) setiap hari harus waspada terus, ada ataupun tidak ada isu itu," katanya.
Ia mengakui bahwa pengamanan Nusakambangan saat ini melibatkan personel TNI/Polri atas dukungan dari Kementerian Koordinator Politik Hukum dan Keamanan. Dia mengakui bahwa Nusakambangan harus steril dari berbagai kegiatan selain pembinaan terhadap warga binaan pemasyarakatan.
Akan tetapi, kata dia, Pulau Nusakambangan saat ini hampir merapat dengan daratan Cilacap. Padahal, lanjut dia, petugas lapas lebih fokus ke dalam lembaga pemasyarakatan. "Memang ada kelemahan kita di situ. Untuk (pengamanan) di luar inilah, kita bekerja sama dengan Mabes Polri dan dibantu pengamanan dari pihak lain," jelasnya.