Sabtu 11 Apr 2015 14:49 WIB

Pengamat: Megawati Seharusnya Bisa Perbaiki Cara Komunikasi Politik

Rep: C23/ Red: Bayu Hermawan
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara saat mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri berbicara saat mengumumkan susunan pengurus DPP PDIP pada Kongres IV PDI Perjuangan di Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Bali, Jumat (10/4). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat politik dari Universitas Gadjah Mada, Arie Sujito mengatakan pidato Megawati Soekarnoputri pada kongres PDIP yang menyinggung soal 'penumpang gelap' di pemerintahan, jelas merupakan ekspresi sindiran untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ia melihat selama ini memang seperti terjadi  ketegangan antara Megawati dengan Jokowi yang berkaitan dengan kebijakan. "Tapi sebaiknya tidak perlu terjadi sindiran seperti itu. Mega seharusnya bisa lebih memperbaiki hubungan dan komunikasi politik dentgan Jokowi," ujarnya pada Republika, Sabtu (11/4).

Sujito melanjutkan, hal seperti itu seharusnya tidak dipolitisasi dan dibawa ke kongres PDIP.

Seperti diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menyoroti mobilisasi kekuatan tim kampanye pada Pemilu presiden tahun lalu yang sangat rentan ditumpangi kepentingn lain. Menurutnya, kepentingan itu telah menjelma menjadi penumpang gelap di pemerintahan Joko Widodo.

"(akhirnya)  Pemimpin yang awalnya berwajah kerakyatan menjadi pemimpin yang haus kekuasaan," katanya kata Megawati di Denpasar, Kamis (9/4).

Namun, Megawati meminta Jokowi untuk tetap berpijak pada konstitusi. Ia berharap Jokowi bisa memenuhi janjin kampanye semasa pemilihan umum (pemilu) presiden tahun lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement