Senin 06 Apr 2015 22:40 WIB
Setop Diskriminasi ODHA

PKBI Adakan Hugging Run di Tiga Kota

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Djibril Muhammad
Statistik HIV AIDS di Indonesia
Statistik HIV AIDS di Indonesia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) akan mengadakan kegiatan 'Hugging Run' 2015 sebagai bentuk gerakan setop diskriminasi penderita HIV/ AIDS. Hugging run 2015 dilaksanakan secara serentak di tiga kota pada 30-31 Mei 2015.

Direktur Eksekutif PKBI Inang Winarso mengatakan, acara ini merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka memperingati Hari Keluarga Nasional 29 Juni 2015.

"Acara ini rencananya dilaksanakan serentak di tiga kota yaitu Bandung, Denpasar, dan Jakarta selama dua hari pada tanggal 30-31 Mei 2015," ujarnya, Senin (6/4).

Dia menambahkan, PKBI menginisiasi acara ini karena miris dengan kenyataan bahwa masih banyak orang dengan HIV/ AIDS (ODHA) yang harus diberi perlakuan khusus dan masih kental dengan stigma dan diskriminasi, bahkan oleh keluarganya sendiri.

Masalah stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh ODHA hingga saat ini, kata dia, seharusnya menjadi perhatian semua pihak.

"Bahkan, keluarga masih memberi stigma dan diskriminasi yang semakin memperparah kondisi psikologis mereka. Padahal, mereka (ODHA) berharap keluarga dapat menerima, memberikan perhatian, dan dukungan kepada mereka," katanya.

Dalam menyelenggarakan kegiatan ini, PKBI bekerja sama dengan Limaplus Komunika. Hugging Run 5 K akan dikemas dengan kegiatan olah raga seperti basket, futsal dan kegiatan sosialisasi lainnya seperti talk show. Rencananya acara ini akan melibatkan

seluruh lapisan masyarakat, termasuk ODHA. Khusus untuk Hugging Run, setiap peserta yang ingin berpartisipasi dikenakan biaya Rp 75 ribu. Sementara kegiatan lainnya seperti bazaar dan tes HIV gratis atau tidak dipungut biaya.

"Diharapkan dengan bentuk kegiatan seperti ini masyarakat lebih paham isu HIV/AIDS. Terutama bagi keluarga yang mempunyai anggota keluarga HIV positif tidak lagi melakukan stigma dan diskriminasi karena pada prinsipnya keluarga adalah rumah terbaik bagi ODHA," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement