Kamis 12 Feb 2015 23:13 WIB

Kekerasan Seksual Juga Karena Sistem Pendidikan

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Djibril Muhammad
Kekerasan Seksual (ilustrasi)
Foto: STRAITS TIMES
Kekerasan Seksual (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kuasa Hukum PKBI dari Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Muhammad Isnur mengatakan kekerasan seksual bukan hanya terjadi karena pelaku yang jahat, punya nafsu lebih atau tidak terdidik.

Tetapi juga karena sistem pendidikan yang dinilai tidak memberikan kemampuan afeksi. Disatu sisi orang tua menghindari memberikan pendidikan kespro, sekolah juga sama, dan lembaga agama menganggap kespro sebagai hal tabu.

"Anak dan remaja mendapatkan pengetahuan kespro yang nyata-nyata salah dari youtube, film porno sehingga, tentunya tidak berdampak baik. Sehingga, muncullah kasus kekerasan seksual semacam yang dilakukan Emon," kata dia.

Hal itu disampaikan dia, usai mendampingi Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) mengajukan uji materi (judicial review) cakupan muatan kurikulum pendidikan jasmani dan olahraga (penjaskes) dalam Undang Undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) terhadap undang-undang dasar (UUD) 1945 di Mahkamah Konstitusi (MK), Kamis (12/2).

Disinilah, kata dia, pemerintah lalai memenuhi kewajibannya. Padahal, kata dia, di UU kesehatan sudah dinyatakan harus ada pendidikan kespro. Namun, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) mengabaikan kepastian hukum itu.

Selain itu, adanya pendidikan kespro yang komprehensif ini tidak hanya bertujuan untuk memberikan pengetahuan yang utuh dan bertanggung jawab bagi anak muda tentang kesehatan reproduksi mereka, tetapi juga untuk melindungi anak muda dari risiko kekerasan seksual.

"Nah, uji materi ini juga dilakukan untuk mendukung dan melengkapi upaya-upaya yang telah dilakukan elemen masyarakat lainnya dalam rangka pemenuhan hak warga negara atas kesehatan reproduksi mereka," ujarnya.

Pihaknya berharap pendidikan kespro ini benar-benar masuk ke dalam kurikulum nasional karena negara yang menganut nilai Islam semacam Malaysia memberikan pendidikan kespro.

Sementara itu, perwakilan Forum Remaja Kulon Progo Ragil Prasedewo mengaku, karena tidak ada informasi tentang kespro yang benar, teman-temannya mencari informasi di internet yang belum tentu isinya benar.

Akibatnya, teman-teman banyak yang tertipu oleh mitos.

"Ada mitos kalau berhubungan intim hanya sekali tidak akan hamil. Kenyataannya, banyak temanku yang harus mengundurkan diri dari sekolah karena hamil," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement