Rabu 11 Mar 2015 19:21 WIB
Golkar Pecah

PDIP Girang Golkar Gabung dengan Pemerintah

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Karta Raharja Ucu
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar dengan kendaraan saat persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/11).  (Antara/Nyoman Budhiana)
Seorang pekerja mengangkut bendera Partai Golkar dengan kendaraan saat persiapan Musyawarah Nasional (Munas) IX Partai Golkar di Nusa Dua, Bali, Jumat (28/11). (Antara/Nyoman Budhiana)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bergabungnya Partai Golkar bersama partai pendukung pemerintahan disambut baik PDI Perjuangan. Partai utama pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wapres Jusuf Kalla (JK) itu akan menyiapkan kompensasi politik dari langkah yang dilakukan partai beringin.

Wakil Sekertaris Jenderal (Wasekjen) PDI Perjuangan, Ahmad Basarah mengatakan, masuknya Golkar dalam barisan penyokong pemerintah merupakan modal politik baru bagi pemerintahan Jokowi-JK.

"Tentu ini (bergabungnya Golkar) kabar gembira bagi k-ami (PDI Perjuangan). Tentu juga kabar gembira bagi pemerintahan," kata Ahmad, saat dihubungi, Rabu (11/3).

Pada dasarnya, kata Ahmad, partai apapun yang bergabung mendukung pemerintahan tentu akan disambut PDI Perjuangn. Namun, kata dia, akan berbeda dengan langkah politik Golkar.

Ia berpendapat, masuknya Golkar ke dalam barisan penyokong tentu menguntungkan. Artinya, keuntungan bagi pemerintah untuk memuluskan setiap program dan legislasi.

Pun kata dia, fakta politik yang ada saat ini di parlemen, memosisikan Golkar sebagai partai terbesar kedua setelah PDI Perjuangan. Selanjutnya, kata dia, PDI Perjuangan pun akan memberikn dukungan, apabila Presiden Jokowi, memberikan ruang bagi kader Golkar untuk bersama di pemerintahan.

Meskipun, dikatakan Ahmad, kompensasi dukungan itu masih menunggu respon penguasa kabinet. "Bisa saja nantinya Golk-ar ini akan diakomodasi untuk masuk ke dalam pemerintahan lewat reshufle," ujar dia. Tapi, persoalan itu, dikatakan dia, t-etap akan menjadi kewenangan penuh presiden.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement