Senin 09 Mar 2015 16:29 WIB

Soal Peluru Nyasar di Bandara Merauke, Ini Penjelasan Kemenhub

Rep: c09/ Red: Taufik Rachman
Garis polisi (ilustrasi)
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Garis polisi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Kepala Pusat Komunikasi Publik (Kapuskom) Kementerian Perhubungan (Kemenhub), JA Barata, menuturkan kronologi letusan senjata api (senpi) di Bandara Mopah, Merauke, Papua. Peristiwa tersebut terjadi pada Senin (9/3), pada pukul 08.40 WIT.

Barata mengatakan, peristiwa berawal dari protokoler batalyon yalet 755 Merauke, Praka DD, yang sedang mengecek dan mengosongkan senpi jenis FN milik Kepala Bekang Kodam XVII Cenderwasih, Letkol CPA JP. Letkop JP saat itu hendak kembali dari Merauke ke Jayapura.

“Praka DD berada di ruang kantor Lion Air dan saat mengeluarkan magasein kemudian mengokang untuk memastikan senpi tersebut sudah kosong,” jelas Barata, saat dihubungi ROL, Senin (9/3).

Ia melanjutkan, Praka DD kemudian menarik dan mengutik senpi tersebut dan ternyata senpi itu meletus. Pada saat senpi tersebut meletus, laras senpi menghadap datar ke arah ruangan operasional maskapai penerbangan Sriwijaya Air.

“Ruangan operasi Sriwijaya Air bersebelahan dengan kantor Lion Air dengan pembatas dinding triplek,” ujarnya.

Letusan senpi tembus ke dinding triplek tersebut dan mengenai dua korban yang saat itu sedang melapor ke petugas maskapai. Saat itu korban Sugino (32 tahun) membawa anaknya yang sakit, Novan (6), untuk dirujuk ke Jogjakarta.

“Posisi korban Sugino sedang menggendong anaknya, Novan, dengan posisi duduk di kursi,” paparnya.

Korban diketahui sebagai calon penumpang Sriwijaya Air. Sugino saat ini tengah dirawat di Rumah Sakit Umum Merauke dan Novan meninggal di tempat terkena peluru di bagian punggung tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement