REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrat sering disebut sebagai partai keluarga mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun, Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Ahmad Mubarok membantah penilaian itu.
"Enggak juga, orang suka keliru menilai," kata Mubarok kepada ROL, Sabtu (7/3).
Partai Demokrat disebut sebagai partai keluarga terkait dengan posisi anggota keluarga SBY yang menempati jabatan strategis. Mubarok mengungkapkan hal tersebut sebenarnya bukan kemauan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat. Ia menceritakan, jabatan-jabatan utama seperti untuk Istri SBY, Ani Yudhoyono beserta anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono adalah atas usula dia. Jadi, bukan atas permintaan SBY langsung.
Menurutnya, saat ini hanya Edhie Baskoro Yudhoyono atau yang biasa dipanggil Ibas yang menduduki jabatan penting partai. Yaitu sebagai Sekjen Dewan Pimpinan Harian PD. "Jadi, kalau Demokrat dianggap sebagai partai keluarga itu kesalahan besar," katanya.
Menurut Mubarok, penilaian yang terlanjur melekat di tubuh partai berlambang bintang bersinar ke tiga arah tersebut bisa dihilangkan dengan konsolidasi partai atau penguatan anggota-anggota partai. Selain itu, dilakukan pengkaderan lebih banyak lagi anggota dan selalu berpikir jangka panjang untuk mensukseskan partai.
Partai Demokrat akan menggelar Kongres 2015 dimana SBY digadangkan akan menjadi kandidat terkuat sebagai Ketum Partai Demokrat kembali.