Kamis 05 Mar 2015 16:46 WIB

Stabilkan Harga Beras, Pakde Karo Kunjungi Pasar

Rep: Andi Nurroni/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Jatim, Soekarwo (tengah).
Foto: Antara
Gubernur Jatim, Soekarwo (tengah).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Harga beras yang mengalami kenaikan, tak terkecuali di seluruh wilayah Jawa Timur (Jatim). Di antara 38 kabupaten/kota di Jatim, harga beras di Kota Surabaya mengalami kenaikan paling tinggi. Demi menstabilan harga, operasi pasar digulirkan di seluruh daerah di Jatim.

Di Surabaya, Gubernur Jatim Soekarwo alias Pakde Karwo turut serta dalam kegiatan operasi pasar (OP) di Pasar Soponyono, Rungkut, Kamis (5/3). Operasi pasar digelar dengan kerjasama Pemprov Jatim, Perum Badan Urusan Logistik (Bulog) Divisi Region Jawa Timur, serta Pemkot Surabaya.

“OP ini akan terus kami laksanakan sampai harga beras kembali stabil dan turun. Khusus untuk OP hari ini, harga beras medium dijual seharga Rp 7300 per kilogram,” ujar Pakde Karwo kepada wartawan.

Dia menyampaikan, untuk operasi pasar di Surabaya, telah disiapkan sebanya 80 ton beras per hari. Ia merinci, harga rata-rata beras medium saat ini adalah Rp 9.200 per kilogram dan premium Rp 11.050 per kg.

Dengan dilakukannya operasi pasar di beberap tempat sekaligus, ia berharap, harga beras bisa turun pada kisaran Rp 7.500 hingga Rp 8 ribu per kg untuk beras jenis medium, dan Rp 8500 sampai Rp 9 ribu per kg untuk beras jenis premium.

Pakde Karwo menjelaskan, kenaikan harga beras yang terjadi beberapa pekan terakhir ini disebabkan terjadinya gagal panen selama Desember sampai Februari. Saat paceklik, pemerintah harus menyubsidi beras miskin (raskin), namun distribusi raskin dari pusat telat.

“Keterlambatan distribusi raskin inilah yang menyebabkan kenaikan harga beras, padahal seharusnya akhir januari raskin harus sudah terdistribusi,” kata Soekarwo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement