REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kabupaten Bandung mengeluhkan minimnya pasukan gas tabung 3 Kg diwilayahnya. Minimnya pasokan gas melon tersebut disebabkan karena antara stok yang diberikan kementerian ESDM dengan kebutuhan yang ada tidak seimbang. Akibatnya kelangkaan gas tabung 3 Kg sering terjadi di Kabupaten Bandung.
Hal tersebut dikatakan Kepala Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaen Bandung, Popi Hopipah. Dirinya tidak mengelak bahwa untuk Kabupaten Bandung sendiri terjadi kelangkaan gas melon.
Menurutnya, Hal tersebut dikarenakan kuota yang diberikan kementerian ESDM tidak mencukupi kebutuhan yang ada di kabupaten Bandung, dengan penduduk 3,4 juta jiwa. "Kuota Kabupaten Bandung hanya 35 juta tabung/tahun, padahal idealnya 65 juta -85 juta tabung/tahun," katanya, saat dihubungi, Rabu (25/2).
Padahal, untuk menutupi kekurangan gas melon tersebut, Bupati Bandung telah mengajukan penambahan kuota. Namun, kementerian ESDM belum merespon permohonan Bupati tersebut.
"Jangankan dipenuhi, surat pengajuannya saja tidak dibalas. Masyarakat tentunya menyalahkan kita, padahal pengadaan gas melon yang mengatur pemerintah pusat," ujarnya.
Popi juga mengatakan, kelangkaan gas tersebut karena banyak masyarakat yang melakukan migrasi dari biasanya menggunakan gas 12 Kg, beralih menggunakan gas 3 kg akibat meroketnya harga gas 12 kg.
"Kita memang susah mendeteksi adanya mutasi di masyarakat rumah tangga, walaupun harus diakui ada yang beralih dari gas 12 Kg ke gas melon," katanya.