Selasa 01 Mar 2022 16:43 WIB

Harga Gas Melon DKI Masih Normal

Permintaan gas melon di DKI Jakarta belum ada peningkatan.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Indira Rezkisari
Pekerja menyusun tabung gas melon atau gas tiga kilogram.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pekerja menyusun tabung gas melon atau gas tiga kilogram.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kenaikan acuan CP Aramco, membuat keputusan PT Pertamina (Persero) menaikkan harga gas tabung LPG 12 dan 5 Kg. Namun demikian, di beberapa agen gas di DKI, belum ada dampak pada gas melon tiga kilogram.

“Permintaan gas tiga kilo masih normal, belum ada peningkatan,” kata manajer operasi agen gas PT Balakosa Tri Kirana, Adit, ketika dihubungi, Selasa (1/3/2022).

Baca Juga

Dia menambahkan, kenaikan harga pada gas tabung nonsubsidi memang terjadi. Tetapi, harga eceran tertinggi (HET) gas melon, diklaim dia masih normal tanpa adanya peningkatan permintaan baru-baru ini. “Kita masih ikuti Pergub, dari 2015 seperti itu,” katanya.

Dia mengatakan, kuota dari pertamina terkait jatah gas juga masih sama, tidak ada pembatasan. Pihaknya, memasok sekitar 3.000 gas melon pada para penjual di beberapa wilayah kerjanya.

Hal serupa juga terjadi di agen gas PT Fathir Edo Perkasa, Jakarta Pusat. Di agen tersebut, pasokan gas melon masih sama, meski ada peningkatan harga khusus gas non subsidi.

“Kenaikannya sekitar Rp 20 ribu. Sebelumnya harga sekitar Rp 170 ribu, sekarang Rp 190 ribuan,” kata petugas agen kepada Republika.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Setianto, mengatakan, kenaikan LPG nonsubsidi turut mempengaruhi inflasi komponen harga yang ditetapkan pemerintah. Menurut dia, inflasi yang mencatat 0,18 persen di Februari lalu, memberikan andil inflasi sekitar 0,03 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement