Jumat 20 Feb 2015 20:34 WIB
Tahun Baru Imlek

Kisah Lirih Pengemis Musiman Petak Sembilan Saat Imlek

Rep: CR05/ Red: Winda Destiana Putri
Belasan pengemis berjajar menunggu belas kasihan warga yang melintas di kawasan Pecinan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Jum'at (20/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)
Belasan pengemis berjajar menunggu belas kasihan warga yang melintas di kawasan Pecinan Petak Sembilan, Glodok, Jakarta Barat, Jum'at (20/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ibu separuh abad ini tampak duduk pasrah di atas karung bekas yang digelarnya seraya diguyur gerimis. Setiap ada pengunjung lewat, terkadang ia menadahkan tangan dan berucap lirih 'sedekahnya', 'sedekahnya'.

Terkadang ia juga hanya terdiam sembari melihat suasana sekitar yang juga disesaki pengemis seperti dirinya. Baru dua hari mangkal di kawasan Petak Sembilan, Jakarta Barat, pengemis bernama Syariah (65) asal Tangerang itu mengaku hanya mendapat 9 ribu rupiah.

Syariah bersama lima kawannya yang lain datang jauh-jauh ke Vihara Dharma Bakti di kawasan Glodok itu untuk mengais rezeki dari para etnis Tionghoa yang merayakan Imlek.

"Ya berharap dapat banyak sebenarnya. Tahun lalu ratusan ribu, kalau sekarang malah baru dapat 9 ribu," ujar Syariah kepada Republika Online, di Vihara Dharma Bakti, Petak Sembilang, Jakarta Barat, Kamis (19/2).

Syariah mengaku rutin datang ke Vihara tersebut setiap perayaan Imlek. Bahkan sejak kedelapan anaknya masih kecil, dirinya suka membawa mereka untuk ikut mengemis.

"Kalau ongkos pulang 20 ribuan ke Tangerang. Kecewa ada, hanya dapat segini tapi bagaimana ya terima saja kita mah," kata dia.

Adapun kini kedelapan anak Syariah diakuinya kebanyakan bekerja serabutan. Sementara suaminya, sudah meninggal sejak lama, sekitar 10 tahun lalu.

"Kerjaan anak saya ada yang kadang narik becak, dagang, apa saja mereka kerjakan. Mereka izinkan saya mengemis," kata dia menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement